by Peni Widarti-bisnis.com - Espos.id Regional - Selasa, 1 September 2020 - 18:04 WIB
Esposin, SURABAYA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Provinsi Jawa Timur atau Jatim pada Agustus 2020 mengalami inflasi 0,04%.
Kondisi inflasi Jatim itu didorong oleh peningkatan harga komoditas emas perhiasan, angkutan udara, dan biaya sekolah dasar.
Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan, mengatakan pada bulan lalu emas perhiasan mengalami perubahan harga yakni naik 11,01 persen.
Terciduk Tak Pakai Masker, Puluhan Warga Dihukum Nyemprot Jalanan Kota Madiun
Terciduk Tak Pakai Masker, Puluhan Warga Dihukum Nyemprot Jalanan Kota Madiun
Kemudian disusul angkutan udara 2,62 persen, sekolah dasar 1,52 persen dan minyak goreng 2,57 persen serta bawang putih 9,94 persen.
"Andil inflasi Jatim pada Agustus memang banyak berasal dari kelompok makanan, minuman, tapi juga emas perhiasan karena harga emas dunia juga naik, serta biaya sekolah karena masuk ajaran baru," kata Dadang Hardiwan saat paparan Berita Resmi Statistik (BRS), Selasa (1/9/2020).
Dia menjelaskan dari delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jatim, terdapat 3 kota yang mengalami inflasi.
Yakni Surabaya sebesar 0,07 persen, Sumenep sebesar 0,03 persen, dan Kediri sebesar 0,02 persen.
Dadang menambahkan inflasi Jatim tidak terlalu tinggi lantaran lajunya telah ditahan oleh sejumlah komoditas penyumbang deflasi.
Pemkot Madiun Aktifkan Lagi Ruang Isolasi Stadion Wilis & Wisma Haji
Komoditas tersebut di antaranya seperti daging ayam ras yang mengalami penurunan harga 9,93 persen.
Kemudian harga bawang merah turun 18,08 persen, telur ayam ras turun sebesar 2,47 persen dan tomat turun sebesar 15,12 persen.
"Selain itu masih ada komoditas udang basah yang juga mengalami penurunan harga 1,65 persen, sabun detergen turun 0,87 persen, sawi hijau 5,97, wortel 5,58 persen, nangka muda turun 9,77 persen, dan wafer turun 2,71 persen," imbuhnya.
Jokowi: Vaksin Merah Putih Siap Produksi Pertengahan 2021