regional
Langganan

HEMAT AIR : Sering Dipakai, Kualitas Air Makin Rendah

by Rima Sekarani Jibi Harian Jogja  - Espos.id Jogja  -  Minggu, 15 Maret 2015 - 20:20 WIB

ESPOS.ID - Pelepasan bibit ikan nila di Embung Sendari, Tirtoadi, Mlati, Sleman, Sabtu (14/3/2015). (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)

Hemat air perlu terus dilakukan agar kualitas tidak turun.

Harianregional.com, SLEMAN-Gerakan hemat air dapat dilakukan melalui pembangunan dan perbaikan infrastruktur, seperti embung dan jaringan irigasi. Namun, mengubah perilaku masyarakat dalam pengelolaan air bersih tetap memegang peranan penting.

Advertisement

“Perubahan perilaku bisa dimulai dari diri sendiri. Kita gunakan air secukupnya saja. Kalau kita lihat ada orang yang lupa mematikan air kran, ya kita matikan,” kata Sigit Supadmo Arif, dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), pada kampanye hemat air di kawasan Embung Sendari, Tirtoadi, Mlati, Sleman, Sabtu (14/3/2015).

Menurut Sigit, saat ini banyak praktik pemanfaatan air oleh sejumlah oknum yang tidak memenuhi kaidah efisiensi, efektivitas, dan berkelanjutan. Pemanfaatan air yang berlebihan pun seakan sudah jadi budaya masyarakat. Hal itu dianggap kontradiktif dengan kenyataan kondisi ketersediaan air yang terbatas, tidak merata, dan cenderung semakin berkurang.

“Semakin banyak yang pakai, air itu akan semakin rendah mutunya,” ucapnya.

Advertisement

Selain pembiasaan hemat air dalam kehidupan sehari-hari, pembangunan embung juga merupakan upaya menyimpang air hujan untuk penyediaan air bersih. Embung juga bisa mendukung gerakan hemat air di bidang pertanian, mengingat salah satu fungsinya adalah melayani air irigasi.

“Jaringan irigasi juga perlu diperbaiki untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan air irigasi untuk tanaman,” lanjut Sigit.

Sigit juga menambahkan, pemakaian pupuk organik maupun kompos pada budidaya tanaman mampu meningkatkan daya simpan air dalam tanah sehingga akan mengurangi jumlah air irigasi yang dibutuhkan.

Advertisement

“Penerapan budi daya padi dengan system of rice intensification (SRI) juga dapat menghemat air irigasi 30-50 persen,” paparnya.

Kepala Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral (SDAEM) Kabupaten Sleman, Sapto Winarmo mengatakan, kebutuhan air semakin tinggi seiring bertambahnya jumlah penduduk.

“Melalui kampanye ini, kami ingin mengajak masyarakat untuk efisien dalam penggunaan air. Air adalah titipan anak cucu kita sehingga mulai saat ini kita harus hemat air demi mereka,” ucap Sapto.

Sementara itu, Bupati Sleman, Sri Purnomo mengharapkan masyarakat perlu mencermati apakah air yang dikonsumsi benar-benar bersih.

“Kami akan berupaya agar warga bisa mengonsumsi air bersih dan sehat. Kami juga mengimbau masyarakat agar menjaga kualitas air di mana pun berada, misalnya dengan tidak membuang sampah sembarangan,” katanya.

Advertisement
Mediani Dyah Natalia - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif