Esposin, SEMARANG – Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Jawa Tengah mengungkapkan bila panen raya membuat harga bawang merah anjlok di harga Rp16.000 per kilogram. Oleh karena itu, pihaknya sedang berupaya melakukan intervesi dengan cara subsidi membeli bawang merah milik petani dengan harga lebih tinggi.
Pantauan Esposin di laman sislogda.regionalprov.go.id pada periode Agustus 2024, harga bawang merah di tingkat produsen harganya Rp15.020 per kilogram. Sedangkan harga eceran hari ini tembus Rp21.610 per kilogram.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Kepala Dishanpan Jateng, Diyah Lukisari, mengaku pemerintah provinsi telah bergerak untuk mengendalikan permasalahan harga bawang merah yang anjlok. Adapun pengendalian ini dengan melakukan intervensi di hulu/pedagang hingga hilir/petani.
“Memang saat ini sedang jatuh. Ini yang kita pantau, agar harga di hulu di produksi jangan terlalu rendah, harga di konsumen jangan terlalu tinggi. Harga pemerintah itu Rp25.000. Tapi saat ini rata-rata 16.000 di tingkat produksi. Jadi selisihnya hampir Rp10.000 sendiri nggak masuk dalam perhitungan BEP-nya petani, makanya di sini kita harus masuk,” jelas Diyah kepada Esposin, Sabtu (17/8/2024).
Adapun langkah yang dilakukan Dishanpan Jateng, yakni dengan mengintervensi subsidi membeli bawang merah milik petani dengan harga lebih tinggi. Penyerapan hasil panen petani ini dilakukan pihaknya dengan merangkul Badan Pangan Nasional (Bapanas), Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
“Kita subsidi supaya beli lebih tinggi dari harga Rp16.000. Ini kemarin kita kerjasama dengan pelaku usaha Bulog, BUMD Jateng. kita biasa kasih penugasan subsidi untuk beli bawang merah dengan harga di atas harga rata-rata pedagang di produsen. Mereka kita minta beli dengan harga sekitar Rp19.000 atau Rp20.000,” terangnya.
Bawang merah yang dibeli tersebut, lanjut Diyah, kemudian akan disimpan di gudang Bulog untuk dijual disaat harga tinggi.
“Sehingga kalau dibeli dalam jumlah yang banyak pedagang itu dalam psikis nanti jangan-jangan saya enggak dapet barang. Kemudian psikologis pasar enggak akan membeli serendah mungkin,” nilainya.
Adapun untuk mengkatrol harga, rencananya Bapanas lewat Bulog akan menyerap 10.000 ton bawang merah.
“Progresnya, sudah ber-MoU antara Bulog dengan APMI [Asosiasi Bawang Merah Indonesia] yang kertuanya di Brebes saat festival bawang merah dibrebes,” ungkapnya.
Sementara di daerah yang melalui BUMD Jateng, Agri Berdikari juga akan di dorong mengunakan pola komersil serupa. Rencananya Jawa Tengah akan menyerap 500 ton bawang merah yang progresnya kini dalam tahap hitung-hitungan bisnis.