by Sri Sumi Handayani - Espos.id Regional - Rabu, 8 Desember 2021 - 14:22 WIB
Esposin, LUMAJANG -- Kisah pria paruh baya yang disebut-sebut menjadi penunjuk jalan sukarela bagi tim rescue erupsi Gunung Semeru menuai beragam komentar dari warga internet.
Pemilik akun Instagram @laharbara membagikan kisah tersebut 17 jam lalu. Akun @laharbara membagikan video berdurasi 37 detik. Video memperlihatkan seorang pria paruh baya mengenakan jaket abu-abu, topi, dan masker. Tangan kirinya menenteng plastik dan sandal.
Pada video, terdengar suaranya memperkenalkan diri, Samsul Arifin. Tetapi, dia menuturkan orang-orang memanggilnya Nur. Dia mengaku pernah menjabat kepala dusun (Kasun). Dia tampak menjelaskan kepada tim rescue lokasi sekitar sebelum terjadi erupsi.
Pak Nur tinggal di Dusun Curah Kobokan, Desa Supitarang, Kabupaten Lumajang. Selain video, pemilik akun menyertakan keterangan panjang.
Pak Nur tinggal di Dusun Curah Kobokan, Desa Supitarang, Kabupaten Lumajang. Selain video, pemilik akun menyertakan keterangan panjang.
"Pak Nur, begitulah beliau memperkenalkan diri. Beliau adalah warga lokal, salah seorang penunjuk jalan bagi tim rescue," tulisnya sebagai kalimat pembuka.
Pemilik akun @laharbara juga menyampaikan bahwa Pak Nur telah membantu tim SAR gabungan menemukan sejumlah korban meninggal terdampak guguran awan panas Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (4/12/2021).
"Kami semua seketika terdiam tatkala kami tahu bahwa Pak Nur bukan sekadar ingin mendampingi kami. Usut punya usut, rupanya ia pun sedang mencari seseorang yang dinyatakan hilang pascaerupsi besar. Seseorang yang sangat dekat baginya. Seseorang yang mungkin adalah motivasi hidupnya hingga hari ini," ungkap dia.
Pak Nur kehilangan anaknya saat yang erupsi Gunung Semeru. Anaknya belum ditemukan hingga Rabu (8/12/2021).
"Anak kandungnya sendiri, sampai hari ini belum berhasil ditemukan. Jangan tanya soal perasaan Pak Nur," tutur dia.
Setiap hari, katanya, Pak Nur menunggu anaknya ditemukan. Pak Nur selalu memandangi korban yang berhasil ditemukan tim rescue. Dia memandangi satu per satu wajah jenazah yang tertutup abu vulkanik.
"Setelah sejumlah korban berhasil ditemukan, beliau kembali pandangi setiap jenazah satu per satu, siapa tahu ada wajah si anak di balik abu vulkanik yang telah mengering itu. Sorot matanya tampak berkaca-kaca," jelas dia.
Namun, di antara lima korban yang berhasil ditemukan itu, Pak Nur belum menemukan anaknya. "Sayang, dari kelima jenazah yang tergeletak di tanah, tak satu pun tubuh yang mencirikan anaknya," ceritanya.
Setelah itu, tim rescue kembali turun ke sungai untuk melanjutkan pencarian. "Alhamdulillah dua jenazah kembali ditemukan. Tapi sayang lagi-lagi itu bukanlah anak Pak Nur," tutur dia.
Dia menyampaikan harapan agar anak Pak Nur lekas ditemukan. "Esok pagi, kami berencana untuk kembali menyisir area sungai. Mohon doa dari rekan-rekan semua, semoga saja anak Pak Nur segera diketemukan dalam kondisi apa pun. Dalam keadaan terbaik," tulisnya.
Kisah Pak Nur menuai simpati warganet.
"Semoga lekas ketemu anaknya ya Pak Nur, insya Allah yang terbaik dari Allah... sehat selalu Pak Nur dan Om lahar, tetep semangat," tulis akun @adenurulroxxxxx.
"Semangat Pak Nur, semoga kebaikan bapak dibalas oleh Allah dengan diketemukan lagi dengan anak tercinta dalam keadaan yang terbaik... sehat selalu orang baik," komentar @praxxxxxxx.
"Semangat pak, atas izin Allah ketemu pak," kata warganet.