regional
Langganan

BPBD Jogja Telah Hentikan Pembersihan Abu Kelud

by David Kurniawan Jibi Harian Jogja  - Espos.id Jogja  -  Jumat, 14 Maret 2014 - 14:38 WIB

ESPOS.ID - Sejumlah truk menurunkan muatan karung berisi abu vulkanik dari berbagai penjuru wilawayah di DIY di Lapangan Parkir GOR Amongraga, Yogyakarta, Rabu (19/02/2014). Kangungan belerang pada meterial abu vulkanik Gunung Kelud tidak dapat digunakan secara langsung pada tanaman petanian, teknologi sederhana dapat dilakukan dengan mengendapkan abu vulkanik bersama jerami dan kotoran sapi selama satu musim penghujan. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Harianregional.com, JOGJA–Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jogja menyerahkan pembersihan karung abu vulkanik Gunung Kelud ke BLH Kota Jogja. Pasalnya sejak Senin (10/3/2014) lalu BPBD menghentikan upaya pembersihan abu Kelud.

“Tugas kami selesai dan kami serahkan upaya pembersihan ke instansi terkait,” kata Kepala BPBD Kota Jogja Agus Winarto, Kamis (13/3/2014).

Advertisement

Menurut dia, upaya pembersihan sisa abu membutuhkan partisipasi warga. Diharapkan dengan adanya peran serta itu, upaya pembersihan lebih efektif dan terkendali.

“Paling tidak masyarakat membersihkan di lingkungan masing-masing. Lantas, jangan lagi membuang kantong-kantong itu ke pinggir-pinggir jalan karena bisa merusak pemandangan,” ungkapnya.

Dia mengakui, selama proses pembersihan berlangsung, ada beberapa warga yang usil karena yang dibuang bukan sisa abu Kelud melainkan sampah sisa hasil rumah tangga. Hanya, kemasannya dibungkus dalam karung seakan-akan itu merupakan abu dari erupsi Gunung Kelud.

Advertisement

“Artinya itu sudah menyalahi karena harusnya hanya abu, tapi yang ditemukan di lapangan ada sampah-sampah dan materi sisa bangunan,” kata dia.

Untuk itu, dia meminta kepada masyarakat untuk tidak membuang di pinggir-pinggir jalan. Malahan, dia berpendapat, warga juga bisa memanfaatkan abu-abu tersebut. Minimal, warga bisa menggunakannya sebagai tanah urug.

“Kalau menunggu sampai habis pasti akan lama. Apalagi kantong-kantong yang ada lebih beragam karena bukan hanya abu. Jangan lagi membuang sembarangan, abu itu bisa dimanfaatkan sebagai pupuk atau untuk tanah urug,” papar dia.

Advertisement
Advertisement
Nina Atmasari - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif