Harianjogja.com, SLEMAN- Kades Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Sleman, Heri Suprapto, berharap penentuan zona terlarang Merapi tidak secara kaku.
Ia mengaku menyambut positif program itu. “Kalau bisa empat dusun jangan dimasukkan zona terlarang,” katanya, di sela lokakarya Pemetaan Kolaboratif Zona Rawan Bencana Merapi di Hotel Grand Dafam, Rabu (30/10/2013).
Promosi Gaet Vidi Aldiano, BRI Edukasi Masyarakat Hindari Modus Penipuan Lewat Lagu
Empat dusun itu adalah Kopeng, Srunen, Panguk dan Petung. Heri beralasan, meski masuk kawasan terdampak erupsi, warga di empat dusun itu memungkinkan untuk menyelamatkan diri jika terjadi erupsi.
Itu yang mendorong warga tetap bertahan tinggal di tempat asal. Di sisi lain, sebagian besar warga bekerja sebagai petani yang mengandalkan hidup di lahan zona terlarang itu.
Senior Disaster Management Adviser World Bank, Iwan Gunawan, menambahkan pemetaan yang menyertakan warga di kawasan bencana ini diharapkan bisa dilegalkan menjadi rencana zonasi terbaru. Menurutnya, dengan skala 1:2.000 bisa dipakai sebagai skala zonasi.
Dengan peta tersebut, diharapkan akan muncul daerah-daerah mana yang merupakan daerah yang sama sekali harus netral dari permukiman, termasuk daerah yang pertumbuhannya harus terus dikurangi.