Harianjogja.com, GUNUNGIDUL-Makanan tradisional gatot dan tiwul kini dikenal oleh masyarakat luas. Makanan khas Gunungkidul tersebut bahkan tidak lagi dianggap murahan namun sudah menjadi makanan berkelas dengan berbagai kemasan.
Salah satu orang yang berjasa melestarikan Gatot dan Tuwul bisa eksis sampai sekarang adalah Tumirah atau sering dikenal Yu Tum. Perintis usaha gatot dan tiwul tersebut meninggal dunia karena penyakit jantung yang sudah lama dideritanya di RSUD Wonosari, Sabtu (7/12/2013) siang. Jenazahnya dikebumikan, Minggu (8/12/2013), di Dusun Pandansari, Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Yu Tum meninggal dalam usia 76 tahun. Ibu dari lima anak ini sejak empat tahun terakhir kondisinya melemah karena sakit jantung dan asma. Dia bahkan sering keluar masuk ruang ICCU.
“Sempat sehat 15 hari di rumah tapi kemarin kambuh lagi. Sempat dibawa ke RSUD Wonosari, Sekitar pukul 13.30 WIB sudah tidak ada,” ucap Ratmi Ningsih, anak bungsu Yu Tum saat ditemui Harianjogja.com di rumah duka, Minggu (8/12/2013).
Yu Tum memulai usaha gatot tiwul sejak tahun 80an lalu. Usaha turun temurun itu dia lakukan dengan berkeliling ke kantor-kantor dan sekolah. tahun 1998 karena sudah dikenal oleh masyarakat, Yu Tum tidak lagi berkeliling namun masyarakat yang datang ke rumahnya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Gunungkidul Supriyadi mengakui, Yu Tum salah seorang warga Gunungkidul yang berjasa melestarikan gatoto tiwul hingga terkenal ke luar daerah. “Sekarang tiwul bukan lagi makanan murahan. Saya pribadi bangga dengan Yu Tum,” kata Supriyadi.