BANTUL–Sejumlah perempuan di Dusun Demangan, Desa Pleret, Kecamatan Pleret berhasil mengolah air limbah dari pabrik tahu (whey) menjadi suatu produk yang berdaya jual tinggi. Produk tersebut adalah nata de soya.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Nata de soya tidak jauh berbeda dengan nata de coco yang terbuat dari air kelapa. Selain bentuknya seperti agar-agar, kenyal, dan berwarna putih, nata de soya juga termasuk produk pangan bergizi tinggi, terutama pada kandungan karbohidrat, protein, dan serat.
“Sebelum diolah menjadi nata de soya, air limbah tahu kerap dikeluhkan setiap kali dialirkan ke selokan. Sebab, baunya cukup menyengat,” kata Siti Rukoyah, 60, salah satu perajin nata de soya di Dusun Demangan, Selasa (11/12).
Siti menuturkan, pengolahan air limbah tahu bermula saat dusun tempat tinggalnya kedatangan sejumlah mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Jogja, sekitar tiga tahun silam.
Berbekal ilmu cara mengolah nata de soya dari para mahasiswa KKN itu, sejumlah warga tertarik memanfaatkan air limbah dari sekitar 10 produsen tahu di Dusun Demangan. Hingga kini, Dusun Demangan dikenal sebagai sentra nata de soya.