Seni Budaya di daerah perbatasan perlu dikuatkan
Harianjogja.com, KULONPROGO -- Wilayah Kulonprogo yang berada di perbatasan dengan kabupaten lain, diharapkan memperkuat seni budaya yang ada di wilayah mereka masing-masing. Hal itu menjadi salah satu langkah membentengi diri dari masuknya seni budaya luar daerah.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Sekretaris Dinas Kebudayaan, Joko Mursito mengungkapkan, penguatan seni budaya dilakukan agar seni budaya yang ada, tidak tergerus oleh seni budaya dari luar daerah. Joko mencontohkan, di wilayah Samigaluh dan Kalibawang, berkembang seni topeng ireng yang berasal dari Magelang. Begitu juga dengan Galur yang berbatasan dengan Srandakan (Bantul), yang keduanya berkembang seni reog. Bukan hanya itu, ada pula wilayah Kokap yang berbatasan dengan Purworejo, dua wilayah ini memiliki kemiripan antara seni angguk dengan ndolalak.
“Mari kita menguatkan kehadiran seni incling krumpyung di Kokap dan seni lengger tapeng di Samigaluh," ajaknya, dalam Sarasehan Budaya di King's Hotel, Wates, Selasa (9/5/2017).
Setelah sarasehan tersebut terlaksana, di masing-masing wilayah perbatasan akan digelar Festival Budaya Perbatasan pada Juli mendatang, imbuh dia. Di Lendah dan Galur, seni budaya yang akan dikuatkan antara lain reog, hadroh serta batik, sedangkan di Samigaluh, Kalibawang, Nanggulan seni lengger tapeng, dan di Kokap seni incling krumpyung. Kemudian, dilanjutkan dengan pentas kolosal penguatan budaya perbatasan, yang akan digelar di Stadion Cangkring. Rencananya kegiatan ini akan melibatkan sedikitnya seribu pelaku seni.
Salah satu pegiat seni budaya Kokap, Jarwanto menjelaskan, Kokap adalah salah satu wilayah di Kulonprogo, yang mempunyai banyak potensi seni budaya. Di Kokap sendiri, perkembangan seni angguk memang mendapat pengaruh dari Purworejo, namun tidak terlalu banyak.