Esposin, KEBUMEN — Watu Kelir adalah bagian dari Geopark Karangsambung-Karangbolong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Tempat ini berupa sebuah tebing sungai berwarna merah yang ada di tepi Sungai Kalimuncar, Desa Seboro, Kecamatan Sadang yang diketahui merupakan lantai bebatuan samudra.
Watu Kelir adalah situs purbakala yang diyakini berasal dari kedalaman Samudra Hindia. Sebab, jenis bebatuan yang ada di sana sama persis dengan yang ada di kedalaman 40 km Samudra Hindia.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Baca juga: Amazing, Indahnya Pesona Geopark Pegunungan Sewu di Wonogiri
Situs Purba
Berdasarkan pantauan Esposin melalui kanal Youtube, Sabtu (8/1/2022), sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengentahuan Indonesia (LIPI) Karangsumbung, batu berwarna merah sepanjang 100 meter ini termasuk dalam bebatuan rijang (flint) dan lava basal di bagian atasnya yang berasal dari gunung berapi purba di dasar laut. Bebatuan sedimen ini terbentuk di dasar lautan Samudra Hindia sekitar 80 juta tahun yang lalu.Keberadaan Watu Kelir ini merupakan bukti bahwa dulunya kawasan Karangsambung berada di kedalaman Samudra Hindia yang muncul ke permukaan melalui proses aktivitas geologi. Peneliti Utama LIPI, Chusni Ansori, mengatakan bahwa Geopark yang ada di Karangsambung, termasuk Watu Kelir di dalamnya merupakan geopark terlengkap. Sebab, bebatuannya merupakan perwakilan dari enam periode sejarah Bumi dengan rentang usia lebih dari 100 juta tahun silam.
Baca juga: Kisah Prison Break Ala Johny Indo Menjebol Nusakambangan
Sementara itu, dilansir dari kanal Youtube lainnya, Chusni menjelaskan Geopark Karangsambung-Karangbolong ini juga merupakan salah satu geopark terlengkap di dunia. Dengan adanya potensi tersebut, dia berharap kawasan geopark tersebut dapat mengembangkan potensi ekonomi lokal yang sejalan dengan konservasi, dalam artian memunculkan destinasi wisata baru yaitu geowisata.
Pengembangan Geowisata Karangsambung-Karangbolong
Sejak awal 2019, Pemkab Kebumen bekerjasama dengan LIPI Karangsambung telah berdiskusi untuk mengembangkan potensi geowisata. Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kebumen yang saat itu menjabat, Azam Fathoni, mengatakan pihaknya telah melakukan pengembangandi kawasan geopark tersebut. Mulai dari gua hingga pemandian air panas sebagai langkah awal yang konkret dalam mewujudkan geowisata.
Baca juga: Makna Pepali yang Jadi Pantangan Warga Banyumasan
Watu Kelir
Bagi masyarakat setempat, kawasan Geopark Karangsambung Karangbolong, khususnya Watu Kelir memiliki makna tersediri. Watu Kelir diyakini sebagai tempat pementasan wayang kulit zaman dahulu, hal itu dikarenakan warna batu rijang yang merah diyakini adalah sebuah kelir atau panggung pementasan wayan, sedangkan lava bassal bagi masyarakat diyakini sebagai gamelan dan kenong alamiGeopark Karangsambung Karangbolong ini telah ditetapkan sebagai Geopark Nasional sebelumnya pada November 2018. Saat ini, kawasan Geowisata Karangsambung-Karangbolong dikenal dengan situs-situs alamnya, dari gua, seperti Gua Petruk, dan Gua Jatijajar; kemudian ada pantai, seperti Pantai Logending, Pantai Petanahan, Pantai Karangbolong hingga pemandian air panas yang ada di Krakal. Selain itu masih banyak situs-situs bebatuan purbakala lainnya yang ada di kawasan geopark tersebut.