SLEMAN—Kehawatiran wabah Flu Burung membayangi warga Dusun Kledokan, Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan, setelah ratusan ayam ditemukan mati mendadak di dusun setempat.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Wawan, pengelola peternakan, yang ayamnya mati mendadak megatakan, sudah sejak seminggu terakhir sekitar 300 ayam peliharaannya mati. "Per harinya 10 ekor dan yang mati rata-rata berumur 10 harian" kata dia, Selasa (18/12/2012). Namun, dari keterangan dokter hewan, kata Wawan, kematian mendadak ayamnya akibat dipicu kurang bersihnya kandang sehingga timbul bakteri coli.
Menurut Wawan, tanda-tanda ayam yang mati ditemukan kepalanya mengering dan kakinya membesar (bengkak). Untuk menantisifasi adanya flu burung, biasanya setiap ada ayamnya yang mati, dia selalu memanggil dokter. "Setelah dipastikan terkena bakteri ayam yang mati diberikan ke para peternak ikan lele" ujarnya.
Selain itu, sebagai langkah antisipasi, Wawan juga memastikan kebersihan kandang dan menyemprotkan disinfektan kandang ayam yang diisi 6 ribu ekor ayam tersebut.
Terpisah, Staf Kesehatan Masyarakat dan Hewan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Widya Nuswantoro saat dikonfirmasi mengaku sudah mengintruksikan kepada Puskeswan di Kalasan untuk melakukan pemeriksaan. Piahknya akan memeriksa penyebab kematian ayam tersebut. Menurutnya, ada banyak faktor penyebab kematian ayam pada pergantian musim. Seperti bakteri coli atau daya tahan hewan rendah. "Pergantian musim ini memang rentan. Belum tentu flu burung, kita akan periksa" katanya.