Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Warga Dusun Gadungsari, Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari heran dengan kejadian banjir selama dua kali dalam kurun waktu sebulan.
Warga RT11/RW13, Nana Rohanawati, mengaku selama tinggal di dekat sungai kecil yang menyatu ke Sungai Besole, baru dua kali melihat air sampai di depan rumah.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Banjir pertama terjadi pada 11 Desember 2013, yang juga merendam rumahnya setinggi pinggang.
Banjir kedua pada Sabtu (11/1/2014) pekan lalu tapi tidak sampai masuk rumah. “Sejak1989, baru dua kali ini air meluber dari sungai kecil dan melalui depan rumah. Lebar Sungai [Besole] padahal tidak mengalami perubahan,” paparnya, Minggu (12/1/2014).
Saat banjir 11 Desember lalu, ia melihat halaman depan rumahnya bagaikan lautan. “Sungai kecil dekat rumah dapat kiriman air dari Grogol, Karangmojo, dari terminal juga,” tutur Nana.
Luapan sungai juga dialami warga RT07/RW12. Kemarin Besole meluap sampai menggenangi jalan. Ketua RT07RW12, Mugiyono, mengatakan ketinggian air di atas lutut. “Jalannya sudah tidak bisa dilalui. Banjir terakhir ya satu bulan lalu sampai puluhan rumah terendam,” tuturnya.
Pengamat ekosistem karst di Gunungkidul, Edi Dwi Atmaja, menuturkan Wonosari merupakan daerah basin atau cekungan sehingga tanpa ada dukungan daerah resapan air, Wonosari bisa kebanjiran. “Sedimentasi serta penyempitan sungai juga menjadi faktor penyebab banjir,” ujarnya.