Esposin, SURABAYA -- Data kematian yang dirilis Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) berbeda dengan yang dirilis oleh Kota Surabaya. Perbedaan ini menjadi pertanyaan publik.
Untuk itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan beda data kematian Covid-19 dan data pemakaman menggunakan protokol kesehatan di Surabaya.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
"Surabaya kemarin di [TPU] Keputih pemakaman sekian-sekian. Saya kemudian menyampaikan ke Wali Kota [Eri]. Iki ceritane yoopo [ini ceritanya bagaimana]?," tanya Khofifah secara virtual di Forum Guru Besar Universitas Airlangga, Jumat (30/7/2021).
Baca juga: Usir Covid-19, Ibu-ibu Ini Gotong Keranda Jenazah ke Pemakaman
Eri pun menjelaskan, bahwa yang dimakamkan di TPU khusus Covid-19 itu belum tentu memiliki hasil swab PCR. Dari penjelasan Eri, Khofifah akhirnya meminta agar Eri menjelaskan bahwa data pemakaman itu berbeda dengan data kematian Covid-19.
Hal itu agar Pemprov Jatim tak dicurigai telah memalsukan data."Bu, yang ini belum swab PCR maupun antigen. Mbok dijelasno to [tolong dijelaskan], Pak. Nanti dipikir Pemprov Jatim ini yang engineer data," katanya.
Baca juga: Parah! Seorang Kakek di Lamongan Nekat Memperkosa Nenek
Padahal kata Khofifah, Pemprov Jatim hanyalah menyajikan data sebagaiamana laporan kabupaten/kota dalan sistem New All Record (NAR) milik Kementerian Kesehatan.
"Kalau jenengan [Anda] input sekian ke NAR, lalu dari Kemenkes sekian, ya pemprov atas dasar itu," ucapnya dilansir Suara.com.
Baca juga: Percepat Vaksinasi Sivitas Akademika, Pemprov Jatim Gandeng Universitas Muhammadiyah Malang
Data yang dihimpun Suararegional.id, Pemkot Surabaya telah mempublikasikan data pemakaman protokol Covid-19 harian. Namun Data itu berbeda dengan catatan kasus meninggal karena Covid-19. Diduga ini yang kemudian menimbulkan perbedaan data di Pemprov Jatim.
Kedua data tersebut mengalami selisih yang signifikan. Jika data kematian Covid-19 Surabaya perhari hanya berjumlah 1-10 kasus. Sementara data pemakaman bisa mencapai rata-rata 100 kasus.