Esposin, GUNUNGKIDUL -- Sebanyak 85 warga di Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terjangkit penyakit anthrax. Bukan hanya itu, satu warga meninggal dunia karena penyakit anthrax.
Mereka dinyatakan positif anthrax setelah dilakukan pemeriksaan oleh Dinas Kesehatan Gunungkidul.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty, mengatakan pemeriksaan itu dilakukan sebagai tindaklanjut atas laporan dari RSUP Sardjito. Laporan tersebut mengenai seorang warga Gunungkidul meninggal dunia karena antharx.
"Kami pun langsung melakukan penelusuran dan pengecekan ke lokasi,” katanya, Selasa (4/7/2023).
Dia menyampaikan ada 125 orang yang dites. Hasilnya sebanyak 85 orang positif anthrax. Sebannyak 125 orang yang diperiksa itu semuanya berhubungan dengan penyembelihan hewan yang sudah meninggal pada awal Juni 2023 atau sebelum Iduladha.
Dari 85 warga yang dinyatakan positif anthrax, lanjut Dewi, sebanyak 18 orang bergejala penyakit yang ditularkan oleh hewan ternak sapi itu. Tidak hanya mengalami demam, kulit ke-18 orang tersebut melepuh.
Saat ini, Dinkes Gunungkidul telah melakukan perawatan terhadap 85 warga yang positif anthrax tersebut. Mereka mendapatkan obat-obatan dan perawatan medis.
"Perkembangannya semuanya belum ada yang masuk rumah sakit,” ucapnya.
Terkait dengan korban meninggal dunia karena anthrax dari Semanu, Dewi mengungkapkan korban berusia 77 tahun.
“Kami tahunya setelah ada laporan dari RSUP Sardjito, kronologinya korban ini sudah dirawat selama empat hari dari 1 Juni sampai 4 Juni, tapi tidak terselamtkan” jelasnya.
Dewi menyebut pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul.
“Kalau yang dinyatakan positif sudah kami kondisikan akan terus mendapat perawatan hingga sembuh semua, untuk yang berkaitan dengan detail anthrax pada sapinya kami koordinasikan dengan Dinas Peternakan agar tidak meluas,” tuturnya.