by Hawin Alaina - Espos.id Jateng - Minggu, 2 Juni 2024 - 15:01 WIB
Esposin, UNGARAN - Masyarakat Dusun Dalaman, Desa Kenteng, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), memiliki tradisi tahunan yang cukup unik. Tradisi yang digelar di Sendang Tlogo di dusun tersebut diwarnai dengan acara menangkap ikan dengan menggunakan tangan kosong, atau tanpa alat bantu seperti pancing maupun jarring.
Tradisi yang dinamai Iriban Rawat Sungai ini digelar pada Minggu (2/6/2024). Tradisi ini diwarnai dengan ritual menangkap ikan tanpa alat bantu, dengan tangan kosong atau yang disebut gogoh.
Tentu saja acara itu pun semakin memeriahkan jalannya tradisi Iriban di Dusun Dalaman, Kenteng, Susukan, Kabupaten Semarang. Apalagi ikan yang berhasil ditangkap boleh dibawa pulang warga secara cuma-cuma atau gratis.
Ketua Karang Taruna Dusun Dalaman, Muhammad Ainun Najib, menyebut kegiatan tangkap ikan bersama bukan tanpa alasan. Sebab dengan menangkap ikan itu endapan lumpur yang ada di Sendang bisa terangkat habis.
“Tradisi ini digelar setiap setahun sekali setelah musim panen padi pertama. Tradisi ini digelar sebagai ungkapan rasa syukur atas panen yang dihasilkan di sawah dan sumber mata air di telaga ini,” terang Najib kepada Esposin.
Selain menangkap ikan, para warga juga membawa hasil bumi sebagai wujud syukur hasil panen yang melimpah dan hasil bumi saat menjalani tradisi ini. Hasil bumi itu kemudian dimakan ramai-ramai warga di sekitar sumber mata air.
Sementara Warga Dusun Dalaman, Asmiko, mengaku tidak pernah absen untuk ikut memeriahkan tradisi Iriban ini. Menurutnya tradisi ini juga sebagai bentuk kerukunan antarwarga yang sudah terjalin sejak leluhur dulu. Ia juga tak menyesal jika tangkapan ikannya kali ini sedikit.
“Cari ikannya sulit karena tidak pakai alat bantu. Ini saja saya dapat satu. Saya ikut ini untuk ramai-ramai saja jadi ikut memeriahkan tradisi ini apalagi yang ikut banyak,” kata Asmiko.
Dengan adanya tradisi iriban diharapkan air terus mengalir bersih agar pertanian dan kebutuhan sehari-hari warga terpenuhi.