Harianjogja.com, SLEMAN- Sejumlah sekolah menggelar simulasi ujian nasional berbasis komputer (UNBK), Selasa (9/2/2016). Hasilnya, sejumlah siswa masih belum familiar dan kebingungan terkait soal irisan dua kurikulum yang berbeda.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Untuk informasi, penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) tahun ini berbeda dari sebelumnya. Pasalnya soal yang diujikan merupakan irisan dari kurikulum 2006 dan 2013. Siswa masih merasa kebingungan mencari referensi untuk memperlajari soal UN.
"Soalnya ini baru pertama. Mau cari-cari buku ke kakak-kakak kelas ternyata kurikulumnya berbeda," kata Bestari Intan siswi kelas XII IPA 1 SMAN 1 Sleman, Selasa (9/2/2016).
Meskipun sudah menerima penjelasan dari sekolah, Intan dan teman-temannya mengaku awalnya cemas menyikapi soal dengan dua kurikulum yang berbeda. Namun setelah mendapat kisi-kisi dari pengajar, akhirnya mereka merasa tenang.
"Saya ikut bimbel (bimbingan belajar) tapi yang dipelajari soal-soal kurikulum 2013. Bukan kombinasi kedua kurikulum. Akhirnya harus mencari referensi soal-soal kurikulum 2006," katanya.
Hal yang sama juga diungkapkan Ulinuha Ahmad Rifai siswa kelas XII IPA 1 lainnya. Meski mengaku kurang familiar dengan UNBK, namun ia berusaha terus untuk mempelajari kisi-kisi soal-soal yang diberikan oleh gurunya.
"Selain soal irisan dua kurikulum, ini juga baru pertama kalinya kami melaksanakan UN dengan sistem Computer Bassed Test [CBT]," kata Uli.
Menurutnya ada banyak kelebihan dari sistem ini. Dari segi waktu, siswa dapat menjawab soal lebih cepat. Dari waktu 120 menit yang disediakan rata-rata tersisa waktu antara 10 hingga 30 menit.
Sisa waktu tersebut, katanya, dapat digunakan untuk mengecek jawaban-jawaban atas soal-soal yang diberikan. "Kelemahan hanya tidak terbiasa menjawab soal dengan komputer. Ada sedikit kegagapan," ujarnya.