UMKM Jogja masih memerlukan pendampungan
Harianjogja.com, SLEMAN-Startup mengalami kesulitan dalam mengakses modal dari perbankan. Sebab, mereka termasuk usaha baru yang dapat dikatakan belum memiliki aset. Hal tersebut disampaikan Deputi II Bidang Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif Fadjar Hutomo, di The Westlake Resort, Senin (21/11/2016)
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Ia mengatakan, startup kerap mengalami kendala saat bersinggungan dengan perbankan. Pada satu sisi, startup adalah sebuah usaha yang baru tumbuh yang hanya mengandalkan ide atau kekayaan intelektual. Sementara, perbankan sebagai salah satu pihak yang memiliki modal pinjaman, lebih mengutamakan kekayaan material untuk bisa menyalurkan pinjamannya pada pebisnis, bukan hanya kekayaan intelektual.
“Bank lebih mengandalkan sesuatu yang berwujud. Selama punya aset, akan diprioritaskan,” katanya dalam jumpa pers “50 FoodStartup Demoday”.
Alasan itulah yang menurutnya menyulitkan startup untuk mengembangkan bisnisnya. Hal itu pula yang membuat jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang mengakses pinjaman di bank masih rendah. Berdasarkan data yang dimilikinya, dari seluruh UMKM di Indonesia, yang mengakses perbankan hanya sekitar 20%.
Dalam kondisi seperti itu, Bekraf ingin menggerakkan startup bukan melalui perbankan. Cara lain yang bisa ditempuh adalah mendatangkan investor yang bersedia memberikan suntikan dana kepada mereka secara langsung.
Salah satu bukti nyata yang dilakukan Bekraf yaitu dengan menggelar acara “50 FoodStartup Demoday” tersebut. Di sini, 50 startup akan melakukan demo bisnisnya dan dijaring menjadi 10 besar. Para pemenang akan ditemukan dengan investor yang siap mendanai kegiatan usahanya.
Sebelumnya, Direktur Akses Non Perbankan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Sugeng Santoso juga menilai kalangan startup maupun UMKM secara umum lebih tepat mendapat permodalan dari investor langsung. “Mau sistemnya nanti bagi hasil [dengan investornya] atau tidak, itu tergantung kesepakatan, tapi yang jelas kalau dengan investasi seperti ini mereka tidak pusing berurusan dengan angsuran [kredit perbankan] tiap bulan,” katanya.