Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Seorang siswa SMK Yappi Wonosari terpaksa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) susulan dengan dibalut perban di kepala. Kondisinya masih sakit setelah mengalami kecelakaan lalu lintas.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Bima Laksana, 17, menghadapi komputer jinjing di atas ranjang sebuah ruangan di SMK Yappi Wonosari dengan bekas luka di kaki dan kepala. Siswa Jurusan Teknik Otomasi Industri itu mengerjakan soal UNBK susulan setelah sebelumnya dia tak dapat mengikuti UNBK regular di hari terkahir. Dia mengalami kecelakaan tungal saat mengendarai motor pada Selasa (4/4/2017) lalu.
Kakak Bima, Imas Noviana mengatakan kondisi adiknya itu sebenarnya belum pulih betul. Pasalnya pasca operasi tulang tengkorak sehingga kemudian dirawat di rumah sakit selama 12 hari, Bima masih kerap mengalami pusing. “Kalau kata dokter memang masih belum boleh melakukan aktifitas berfikir yang berat,” kata dia, Rabu (19/4/2017).
Meski begitu kata Imas, adik bungsunya itu bersikukuh untuk tetap mengikuti ujian susulan. Bima beralasan ingin tetap mengikuti ujian susulan agar tak harus mengulang ujian pada tahun berikutnya, sehingga pihak keluarga tak bisa melarangnya.
“Ya karena Bima sendiri yang minta supaya bisa ikut UNBK susulan kami mendukung saja. Tadi juga sudah diberi obat khusus dari dokter agar kondisinya lebih baik dan kuat. Tapi ya kami tidak berharap banyak, biar dikerjakan sebisanya saja,” ujarnya.
Pun demikian, pihak sekolah juga tetap memfasilitasi keinginan Bima supaya dapat mengikuti ujian susulan. “Kami tetap memberi fasilitas kepada siswa untuk mengikuti ujian meskipun sakit. Kami sediakan tempat tidur karena kondisi siswa masih lemah,” kata Kepala SMK Yappi Wonosari, Mustangid.
Menurutnya Bima merupakan salah satu siswa yang rajin dan aktif, semangatnya belajar pun tinggi. Dia mencontohkan pada saat kondisi masih lemah pasca operasi, Bima langsung mengubungi gurunya melalui pesan singkat agar dapat diizinkan mengikuti ujian susulan.
Sebelumnya, Kepala Balai Pendidikan Menengah Gunungkidul Sukito mengatakan terdapat 242 siswa yang harus mengikuti ujian susulan berasal dari SMK sebanyak 239 siswa. Sedangkan tiga siswa lainnya berasal dari SMA.