by Joko Nugroho Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Kamis, 31 Mei 2012 - 11:24 WIB
ESPOS.ID - DUA PRODUK—Pemilik Ayam Ungkep Aseli Jogja Siti Rohmani saat menunjukkan dua produk ayam ungkep milik UGM “Gama Ayam Ungkep” dan miliknya “Ayam Ungkep Aseli Jogja” sendiri di Rumah Makan Ayam Ungkep, Jalan Jambon, Rabu (30/5). (JIBI/Harian Jogja/Joko Nugroho)
SLEMAN—Peluncuran produk Gama Ayam Ungkep hasil inovasi Gama Myiosin Fakultas Peternakan UGM dinilai menjiplak produk serupa bermerek Ayam Ungkep Aseli Jogja.
Pemilik Ayam Ungkep Aseli Jogja, Siti Rohmani, mengaku dirugikan peluncuran produk yang diklaim sebagai karya UGM itu. “Awalnya mereka mengajak kerja sama kami tapi di sisi lain mereka malah memproduksi dan mengklaim itu inovasi mereka,” kata Siti tempat usahanya, kemarin (30/5).
Selain soal produk, Siti juga menegaskan bahwa produk UGM dijual di Plaza Agro Gadjah Mada yang sebelumnya menjual pula produknya.
“Kemunculan produk Gama Ayam Ungkep ini tentu saja mengagetkan kami karena kemasan, konsep dan product knowledge yang tercantum duplikat dari produk kami,” tambah Siti.
Ayam Ungkep Aseli Jogja telah didaftarkan dan mengantongi merek dagang inisial "AU" dengan nomor pendaftaran D 002011052278 di Dirjen HAKI Jakarta.
Usaha ini juga memiliki izin usaha, tanda daftar industri, izin gangguan, izin Dinkes serta sertifikat halal dari MUI.
“Peristiwa yang terjadi antara Ayam Ungkep Aseli Jogja dengan pihak Fakultas Peternakan UGM justru membunuh UMKM,” tegas Siti. Siti juga menyadari memang UU Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) tidak dapat melindungi sebuah karya namun sebatas merek dagang. Meski demikian tindakan UGM meniru produknya sangat disayangkan.
Soal ini, tambah dia, sudah pernah dituangkan dalam surat klarifikasi sejak 25 Mei namun belum kunjung ada jawaban.
Dekan Fakultas Peternakan UGM Tri Yuwarno saat dikonfirmasi mengatakan jika masalah ayam ungkep ini telah dirapatkan tim khusus Gama Myiosin. “Silahkan hubungi tim yang ditunjuk saja soal ayam ungkep itu. Memang sudah ada keputusan namun yang berhak mengeluarkan pendapat tim tersebut,” kata Tri.