Esposin, SOLO — Sebuah kelompok masyarakat yang menamakan dirinya Sedulur Sikep atau Wong Samin memiliki tradisi unik yang sekarang berkembang di lereng Pegunungan Kendeng yang membentang di bagian utara Pulau Jawa, dari Jawa Tengah bagian timur hingga Lamongan di Jawa Timur.
Tradisi unik itu bahkan ada yang diadakan setiap selapan hari atau 35 hari sekali dan setahun sekali. Menurut Sugiartono, tokoh masyarakat Sedulur Sikep di Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, tradisi tersebut terus dilestarikan hingga sekarang meski perkembangan zaman terus mengalami perubahan.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Tradisi Unik Orang Samin di Pegunungan Kendeng Sekarang
Berikut sejumlah tradisi unik dan kebiasan yang masih dilakukan Orang Samin hingga sekarang.
- Ngalungi Desa
"Tujuannya zaman dahulu sapi dibancaki, terutama yang dipakai di kebun. Sapi dibawah ke kebun, lalu dikalungi kupat lepet," ujar Sugiartono dalam bahasa Jawa kepada Esposin, Kamis (6/10/2023).
Bagi Sedulur Sikep Samin di tengah kondisi Pegunungan Kendeng sekarang, sapi dan kerbau merupakan Raja Kaya sehingga harus dirawat dan digelarkan bancakan.
"Sapi kan kayak raja, makan tinggal makan, tidak seperti manusia," ucap pria berusia 57 tahun tersebut.
- Sedekah Bumi
- Campur Baur
Namun, tradisi campur baur sekarang diadakan bagi warga Sedulur Sikep yang lingkungan desanya dilewati aliran sungai terutama di lereng Pegunungan Kendeng.
"Diadakan setahun sekali saat hujan pertama kali datang di musim hujan. Menurut cerita, tradisi ini untuk menyambut ular besar yang turun dari hutan melalui sungai di desa-desa," urai dia.
Berbagai tradisi unik tersebut tak lepas dari penentuan hari baik yang dipegang oleh warga Sedulur Sikep Samin. Sebelum melakukan sesuatu, misalnya kali pertama tandur, bekerja, membangun rumah, membuat acara, dan lain sebagainya, warga Sedulur Sikep pasti akan mencari hari baik dengan berkunjung ke leluhur yang paham dengan hal tersebut.
- Pegangan Sedulur Sikep Samin
Kelima poin itu adalah hati-hati dengan diri sendiri, di mana pun berada harus bertata krama dan menghormati tuan rumahnya, hidup harus rukun dengan sesama, tidak pernah ingkar janji atau berbohong, meyakini apa yang dipercayai dan tidak boleh diubah-ubah termasuk urusan agama.