Harianjogja.com, JOGJA--Meski masalah kurang kencangnya air pembilas peturasan sudah terselesaikan, Toilet Titik Nol yang berlokasi di Jalan Senopati, belum bisa akan dioperasikan secara penuh. Rencananya, toilet akan mulai dibuka sepenuhnya pada awal Februari mendatang, saat pengelola sudah mulai bekerja.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUP-ESDM) DIY M. Mansur menerangkan, Toilet Titik Nol memang belum dibuka kembali karena proses lelang untuk mencari pengelola belum selesai sepenuhnya. Pengelola ini nantinya tetap berada di bawah naungan Pemda DIY, jadi tidak sepenuhnya berdiri sendiri.
"Selama ini kan pengelolanya belum ada, nanti malah jadi pesing lagi. supaya nanti fix, kami sudah punya pengelolanya, awal Februari kami buka. Pelelangan sudah selesai, sudah ketahuan, sekarang masih selesaikan proses administrasi," ucap Mansur melalui sambungan telepon, Jumat (19/1/2018).
Pengelola ini, ucapnya, terdiri dari personel yang bertugas untuk menjaga toilet, cleaning servis, operator pompa dan lain sebagainya.
Mansur menyatakan, selama setahun kedepan, pengelolaan Toilet Titik Nol berada sepenuhnya dalam kendali Pemda DIY. Setelah itu, pengelolaan baru akan dipindahtangankan ke pihak ketiga. "Sementara supaya toilet bisa dimanfaatkan masyarakat, ya, kami handle dulu."
Baca juga : Toilet Bawah Tanah Titik Nol Tutup, Wisatawan Kecele
Toilet bawah tanah ini sejatinya sudah dibuka secara resmi oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X pada Selasa (9/1/2018). Namun, Sang Raja merasa air pembilas toilet kurang kencang. Esoknya, toilet langsung ditutup. Ketika itu Mansur menyatakan alasan penutupan guna memperbaiki aliran air.
Baca juga : Nyoba Toilet Bawah Tanah Kurang Titik Nol KM, Sultan : Airnya Kurang Keras
Kepala Pelaksana Proyek Pembangunan Toilet Titik Nol Wintawan Alka Putranto mengatakan, perbaikan air seperti yang diinginkan oleh Sri Sultan HB X bisa selesai dikerjakan secara cepat. Penutupan toilet, sebutnya, bukan hanya disebabkan karena masalah air, tapi lebih karena belum adanya pengelola.
"Penutupan sebenarnya bukan sekadar untuk mengencangkan air saja. Kalau masalah itu, satu, atau dua hari saja bisa diselesaikan. Tapi, perihal pengelolaan. Jadi, masih menunggu pengelola toilet itu dulu," katanya.