Harianjogja.com, SLEMAN—Polda DIY bersama Polres Sleman terus menyelidiki terhadap kasus bom molotov di Gamping, Sleman. Puluhan reserse dikerahkan untuk mengintai sang bomber molotov yang membuat resah warga Gamping itu. Bahkan Polres Sleman mengintruksikan “Keroyok Gamping”.
Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin mengatakan, guna menangkap pelaku dan mengamankan Gamping, dia sudahmenginstruksikan kepada anggota dengan istilah "keroyok Gamping". Selain mendukung untuk mendapatkan fakta hukum ketiga kasus pelemparan sebelumnya juga sekaligus mengamankan lokasi sebagai antisipasi teror susulan. Kini hampir tiap desa disebar aparat untuk keperluan penyidikan dan pengamanan lokasi. Patroli juga dilakukan setiap malam di Gamping. "Semua kami fokuskan di sana, istilahnya dalam tanda kutip, keroyok Gamping," ungkapnya di Polres Sleman, Senin (6/1/2014).
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Ihsan menambahkan pihaknya juga menganalisa keterkaitan kasus pelemparan molotov itu dengan kejadian sebelumnya. Kendati demikian, menurut dia, untuk kasus pelemparan di Balaidesa Banyuraden kemungkinan terkait Pilkades karena kepala desanya baru terpilih.
Sebelumnya tiga lokasi dilempar bom molotov orang tak dikenal di wilayah Gamping, yakni di rumah dinas Camat Gamping, toko berjejaring di sekitar Pasar Gamping, dan terakhir Balaidesa Banyuraden, Gamping, Sleman.