Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Perajin terompet di Wonosari mulai memasang target tinggi dalam penjualan produk pada perayaan tahun baru 2016. Pasalnya, perajin membidik minat konsumen terhadap bentuk terompet yang kini semakin variatif.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Seperti diungkapkan oleh salah seorang perajin terompet di Desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari yaitu Wastono, pada Minggu (20/12/2015). Wastono menerangkan, pada perayaan tahun baru masa-masa sebelumnya, ia mampu menjual terompet sebanyak 250 buah terompet. Namun kali ini ia berani menargetkan mampu menjual hingga 11.000 buah terompet.
Wastono mengatakan, pada tahun baru kali ini ia bukan hanya akan memproduksi terompet dengan bentuk kerucut seperti biasanya, melainkan bentuk lain seperti bentuk hewan naga, ayam, alat musik bahkan pistol. Bahkan ia sudah memulai produksi sejak akhir November lalu.
"Banyak warga dari kecamatan yang berbeda, mencari terompet sampai kesini,” jelas lelaki yang sehari-hari berjualan mainan anak-anak itu.
Modal yang ia habiskan untuk membuat terompet sekitar Rp12 juta. Ia berharap dapat memperoleh untung besar pada perayaan tahun baru 2016, mengingat sejumlah penjual terompet mulai ramai di berbagai wilayah.
"Kalau tidak laku, akan saya gunakan untuk dijual tahun depan. Namun jika ada yang rusak terpaksa saya bakar saja karena tidak dapat digunakan,” ungkapnya.
Satu buah terompet model biasa ia jual dengan harga Rp5.000. Untuk bentuk pistol dibanderol Rp25.000 per buah. Harga terompet mengikuti kerumitan bentuk dan proses pembuatan. Sejauh ini, memang masyarakat masih banyak mencari terompet dengan bentuk biasa. Meski demikian ia tetap optimis target yang ia tetapkan bisa tercapai.
"Karena peminat terompet dengan bentuk variatif, juga tidak sedikit," tuturnya.