Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL--Anggaran menjadi pertimbangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Gunungkidul memilih Pasar Playen dipindah sementara ke Desa Playen, selama masa revitalisasi.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Baca juga : Bakal Dipindah ke Lapangan Playen, Pedagang Pasar Playen Geram
Hal itu membuat masyarakat desa Ngawu menolak, karena dinilai awalnya pembangunan Pasar sementara akan dilakukan di lapangan Desa Ngawu, sesuai tempat awal Pasar Playen di Desa Ngawu.
Sementara itu Kepala Disperindag, Gunungkidul, Hidayat mengatakan jika dipindah ke lapangan Desa Ngawu anggaran tidak mencukupi.
"Jika kami pakai di Desa Ngawu, anggaran kami tidak mencukupi, karena disana ada Peraturan Desa [Perdes] biaya sewa Rp200.000/hari, sedangkan kami memakai rencana dalam kurun waktu satu sampai dua tahun selama masa perbaikan Pasar Playen. Jadi cukup besar juga anggarannya," ujarnya.
Sementara itu untuk di Desa Playen, menurutnya harga lebih luwes dapat menyesuaikan anggaran, karena tidak ada Perdes yang mengatur untuk biaya sewa lapangan.
Selain itu juga dia mengatakan di Desa Playen ke depannya juga akan dikembangkan menjadi Pasar, sehingga setelah pemakaian sementara itu, dapat digunakan juga para pedagang baru.
Untuk Pasar Playen yang direvitalisasi sendiri pada tahun ini telah dianggarkan Rp2,5 Miliar. Dan di tahun depan akan kembali dianggarkan untuk pembangunan tahap duanya. Rencana awal akan diperkirakan mulai Maret mendatang.
Pedagang dan masyarakat, Ngawu, Playen menyayangkan pemindahan sementara Pasar Tradisional Playen ke lapangan desa Playen, Playen, yang rencana awalnya di lapangan desa Ngawu, Playen.
Rencana tersebut membuat masyarakat Ngawu geram, karena tidak terlebih dahulu dikomunikasikan dengan masyarakat. "Tidak ada komunikasi terlebih dahulu ke masyarakat, padahal rencana awal di lapangan desa Ngawu," ujar Kordinator RT dan RW Desa Ngawu, Suharjono.
Masyarakat juga mengindikasi ada sesuatu yang tidak beres, karena sejak awal lapangan di Desa Playen tidak menjadi opsi pemindahan sementara itu, saat ini malah langsung jadi pilihan tanpa dikomunikasikan, dan proses pembangunan sudah mulai berjalan.
Pemindahan Pasar Playen tersebut dinilai juga akan berdampak negatif bagi warga masyarakat, karena lebih dari 50% masyarakat Ngawu setiap harinya beraktifitas di pasar itu.
Masyarakat akan lebih jauh jika ke pasar dan dampak tidak langsung lainnya juga akan dirasakan.