Madiunpos.com, MADIUN — Kepala UPTD Terminal Purboyo Kota Madiun, Partiyana, mengaku pesimistis target retribusi sewa kios di terminal tersebut tercapai.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Hal ini dikarenakan semakin banyak kios di kawasan terminal tutup dan tidak digunakan.
Partiyana mengatakan target pendapatan asli daerah (PAD) dari bidang sewa kios di Terminal Purboyo pada tahun 2016 senilai Rp22,4 juta.
Target pendapatan dari bidang sewa kios ini sama seperti target pada tahun 2015.
Ia menyebut realisasi target pendapatan dari sewa kios di tahun 2015 hanya senilai Rp18,2 juta atau 80,95% dari target.
Sedangkan untuk realisasi pendapatan sewa kios pada tahun 2016 hingga April hanya senilai Rp1 juta atau baru 18,02% dari target.
“Retribusi dari bidang sewa kios tahun 2015 tidak tercapai. Meskipun demikian, target pada tahun 2016 juga mash sama, kami pasrah dengan kondisi yang ada,” kata dia kepada Madiunpos.com saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (17/5/2016).
Dia menuturkan kios yang dimiliki UPTD Terminal Purboyo sebanyak 105 unit. Namun, saat ini hanya 76 kios yang dibuka dan digunakan untuk aktivitas ekonomi, sedangkan kios lainnya ditutup oleh penyewa.
Dengan kondisi tersebut, penarikan retribusi sewa kios juga tersendat dan berkurang. Pihaknya juga tidak bisa menarik retribusi dari penyewa yang menutup kiosnya.
Untuk nilai retribusi, ujar Partiyana, satu meter kios di terminal senilai Rp3.000 dan setiap kios memiliki luas 9 meter, sehingga setiap penyewa harus membayar Rp27.000 per bulan.
“Jadi bisa dibayangkan berapa juta dalam satu tahun retribusi sewa kios hilang karena pedagang menutup kiosnya,” jelas dia.
Partiyana mengaku pasrah dengan kondisi tersebut. Dirinya juga tidak tahu harus berbuat apa supaya peron terminal bisa ramai dan pedagang kembali membuka kiosnya dan berjualan.
“Kami juga telah berkali-kali membujuk pedagang yang menutup kiosnya untuk membuka dan berdagang kembali. Tetapi, hal itu juga sulit, karena kenyataannya terminal juga sepi pengunjung,” kata Partiyana.
Seornag pedagang makanan di Terminal Purboyo, Sugeng, 50, mengatakan sebagian pedagang di terminal lebih memilih untuk menutup kiosnya kerena kondisi terminal sepi.
Pedagang di terminal lebih memilih bekerja atau berjualan di tempat lain yang kondisinya lebih baik.
“Kalau saya bertahan berjualan karena ini satu-satunya pekerjaan saya, jadi tidak mungkin kalau ditinggalkan. Meskipun, sering kali saya harus pulang dengan tangan kosong karena tidak ada pembeli,” kata dia.