Harianjogja.com, SLEMAN-Guna menekan masalah emosional di kalangan pelajar, Sleman mencanangkan Sekolah Sehat Jiwa 2017 di SMP Negeri 2 Kalasan, Kamis (14/12/2017). Hal ini diharapkan bisa menekan aksi kekerasan antar pelajar, salah pergaulan, dan kenakalan remaja.
Promosi Gaet Vidi Aldiano, BRI Edukasi Masyarakat Hindari Modus Penipuan Lewat Lagu
Staf Ahli Bupati Bidang Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman, Musta'in Aminun mengatakan pencanangan ini merupakan langkah nyata untuk mewujudkan peningkatan kesehatan jiwa masyarakat Sleman yang dimulai sejak usia dini.
"Kita mencoba mewujudkan peningkatan kesehatan masyarakat baik dari sisi kesehatan fisik maupun kesehatan jiwa," katanya.
Jiwa yang sehat adalah hal yang mendasar karena akan mempengaruhi semuanya, tambah Musta'in. Disampaikan pula jika hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa angka prevalensi gangguan jiwa di DIY sebesar 0,27% yang lebih tinggi dari prevalensi rata-rata nasional 0,17%.
Menurutnya, angka gangguan jiwa di DIY ini menduduki peringkat pertama di Indonesia. Sementara itu, lanjutnya, angka prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk umur lebih dari 15 tahun sebesar 8,1% yang juga lebih tinggi dari rata-rata nasional 6,0%. Karena itu, gerakan ini sekaligus menjadi solusi dari permasalahan gangguan jiwa masyarakat DIY khususnya Sleman.
Adapun, program Sekolah Sehat Jiwa dianggap perlu karena banyak sekolah yang belum menerapkan kegiatan yang mengarah pada terwujudnya kesehatan jiwa. Hal ini disebabkan masih minimnya pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan jiwa dan belum adanya petunjuk pelaksanaan program kesehatan jiwa di sekolah.