Tata Kota Madiun menyasar bekas terminal angkutan kota (angkuta) di kawasan Bok Malang, Kelurahan Pilangbango, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, Jawa Timur (Jatim).
Madiunpos.com, MADIUN – Sejumlah pedagang di kawasan Bok Malang, Kelurahan Pilangbango, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, Jawa Timur (Jatim) bangkrut setelah menempati kios darurat di Jl. Pilangdana, Pilangbango sejak Juli 2015.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Salah seorang pedagang, Wiji, 50, mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun merelokasi belasan pedagang ke kios darurat karena adanya proyek pembangunan ruko di kawasan Bok Malang, Pilangbango. Dia menyebut pedagang mengalami kerugian sangat banyak selama menempati kios darurat di Jl. Pilangdana yang hanya berupa tenda semi permanen itu.
“Sejak menempati kios darurat, pedagang terus mengalami kerugian. Kami tidak lagi punya pelanggan. Selama memasuki musim penghujan, kami bahkan sehari bisa tidak melayani pembeli. Dagangan kami tidak laku,” kata Wiji saat berbincang dengan Madiunpos.com di kios daruratnya, Selasa (8/12/2015).
Ditinggalkan Pedagang Wiji menyampaikan sepinya pembeli membuat sebagian besar pedagang lari meninggalkan kios darurat di Jl. Pilangdana. Dari hampir 17 pedagang di kawasan Bok Malang, menurut dia, hanya tersisa 3 orang yang bertahan untuk tetap berjualan di kios darurat Jl. Pilangdana. Wiji menilai sepinya pembeli karena dipicu ketidaknyamanan situasi di sekitar kios darurat Jl. Pilangdana.
“Pembali ogah ke kios darurat karena tidak nyaman. Kami menyadari hal itu. Kios darurat tidak dilengkapi dengan lahan parkir, bahkan jalan menuju ke kios berubah becek setiap kali hujan. Kami bisa apa? Seharusnya pemerintah memikirkan kondisi semacam ini,” jelas Wiji.
Senada dengan Wiji, pedagang di kawasan Bok Malang, Ny. Slamet, menyampaikan pedagang mengalami kerugian besar selepas pindah berjualan di kios darurat Jl. Pilangdana. Dia berharap pembangunan ruko baru di kawasan Bok Malang, Pilangbango lekas selesai. Menurut Wiji, para pedagang mulai kehilangan pelanggan selama sekitar 5 bulan berjualan di kios darurat.
“Omzet turun hampir 75%. Pedagang pada bangkrut. Mudahnya, saya biasana bisamenjual soto dengan daging seberat 10 kilogram [kg] sehari saat berjualan di kawasan Bok Malang. Kondisi tersebut berbeda jauh dengan sekarang. Untuk menjual soto dengan daging 3 kg seharu saja, saya belum tentu bisa,” terang Ny. Slamet.
Ruko Siap Januari
Berdasarkan informasi yang diterima, Ny. Slamet menyampaikan, ruko baru di kawasan Bok Malang baru bisa ditempati pada Januari 2016. Dia berharap pembangunan ruko baru tersebut bisa selesai tepat waktu karena pedagang tidak lagi betah berjualan di kios darurat Jl. Pilangdana. Menurut Ny. Slamet, sebagian besar pedagang di kawasan Bok Malang berjualan di rumah atau tempat lain selama pembangunan ruko baru.
“Belum lama ini kios darurat baru dihantam angin hingga porak poranda. Bangunan kios darurat yang tidak kuat memang membuat kami tidak nyaman. Dinding kios saja mudah dijebol. Mana ada pedagang yang tetap mau berjualan di kios seperti ini. Kasihan pedagang kalau pemerintah merelokasi ke kios dengan kondisi tidak layak,” jelas Ny. Slamet.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya KLIK di sini untuk mengintip Kabar Sragen Terlengkap