Esposin, GUNUNGKIDUL -- Sebanyak 20 sistem peringatan dini (early warning system/EWS) di Gunungkidul DIY di lokasi rawan longsor rusak. Minimnya pemeliharaan karena ketiadaan anggaran menjadi faktor penyebab.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Edy Basuki, mengatakan total ada 30 unit EWS yang dipasang di lokasi-lokasi potensi longsor dan 7+1 EWS tsunami.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
"Dari 30 EWS longsor yang dipasang, sekarang tinggal 10 yang masih berfungi dan aktif. Kemudian dari tujuh EWS tsunami, hanya satu EWS tsunami yang masih aktif," katanya.
Ia mengatakan pengelolaan dan pengawasan sudah diserahkan ke pemerintah desa. Namun desa tidak melakukan perbaikan dan pemeliharaan karena keterbatasan anggaran atau APBDes belum mengalokasikan untuk kebencanaan.
Baca Juga: Tawarkan Layanan Plus-Plus, 9 Kapster Diciduk Satpol PP Bantul
"BPBD Gunungkidul tidak menganggarkan pemeliharaan dan perbaikan EWS karena sudah diserahkan ke desa," katanya.
Untuk itu, pihaknya baru bisa melaporkan kerusakan EWS ke pemerintah pusat dan provinsi. Harapannya, ada bantuan dana yang dikucurkan untuk perbaikan. "Namun sampai saat ini belum ada tindaklanjutnya," katanya.
Sebagai alternatif, BPBD Gunungkidul memilih meningkatkan kapasitas mitigasi bencana baik di masyarakat ataupun infrastruktur pendukung. Khususnya di kawasan pantai.
Menurut dia, pengeras suara sangat berguna untuk memberikan peringatan dini bagi warga. Sedangkan jaringan internet akan mempermudah warga mendapatkan info terkini mengenai potensi kebencanaan. "Kami bekerja sama dengan Dinas Pariwisata hingga SAR untuk penguatan tersebut," demikian Edy Basuki.