Harianjogja.com, KULONPROGO-- Kabupaten Kulonprogo berhasil memecahkan rekor menabuh gamelan selama 66 jam tanpa henti, Sabtu (21/10/2017). Rekor ini merupakan kali kelima yang diberikan Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) kepada Kulonprogo.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Manajer Muri, Aryani Siregar menuturkan, prestasi menabuh gamelan dalam seni karawitan tersebut, dalam rekor dunia berada pada urutan ke-8.161. "Rekor karawitan 66 jam tanpa henti ini, menumbangkan rekor sebelumnya yang diberikan oleh Muri, kepada Taman Mini Indonesia Indah [TMII], atas permainan karawitan selama 57 jam tanpa henti, 20 April 2005 silam," kata Aryani Siregar, Sabtu (21/10/2017).
Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo bersyukur, usaha memecahkan rekor bermain karawitan yang diikuti oleh pengrawit dari beragam usia itu, telah berhasil dilaksanakan dengan baik. Ia berharap, dengan adanya rekor itu, Kulonprogo bisa semakin dikenal, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Terutama membawa nama baik dalam sisi pelestarian seni budaya, serta mendukung pariwisata.
Kepala Dinas Kebudayaan Kulonprogo Untung Waluyo mengatakan, kegiatan tersebut merupakan salah satu cara menunjukkan potensi seni, khususnya karawitan. Selain itu juga menumbuhkan kecintaan terhadap karawitan di kalangan pelajar atau umum, sehingga Kulonprogo memiliki banyak calon generasi pengrawit di masa depan.
Pada gelaran menabuh gamelan tersebut, sekitar 1.200 orang lebih pengrawit berusia SD, SMP, hingga dewasa, menabuh gamelan selama 66 jam tanpa henti. Prosesi menabuh gamelan itu dimulai sejak Rabu (18/10/2017) tepat Pukul 20.10 WIB dan diakhiri pada Sabtu (21/10/2017) Pukul 14.10 WIB. Sebanyak 48 paguyuban karawitan berpartisipasi dalam agenda memecahkan rekor tersebut, dengan bermain karawitan selama satu setengah jam, secara estafet alias bergiliran.
Sebelumnya, Kabupaten Kulonprogo juga pernah mencatatkan rekor penanaman satu jenis bibit pohon sengon terbanyak, yaitu 300.000 bibit pada 28 November 2012. Ada pula pemecahan rekor cuci tangan secara serentak dengan peserta sebanyak 9.046 peserta pada 24 November 2007 serta pembuatan gula kelapa terbesar dengan tinggi tiga setengah meter, diameter tiga meter seberat tiga ton.