Harianjogja.com, JOGJA- Menanggapi permintaan rohaniawan atau biku Buddha untuk mendukung perbaikan Candi Borobudur, Sri Sultan Hamengku Buwono X belum dapat memastikan bentuk dukungan apa yang akan diberikannya
Saat menerima kunjungan rohaniawan atau biku Buddha dari 17 negara di Gedung Pracimosono, Kompleks Perkantoran Pemda DIY, Kamis (15/5/2014) Sultan bercerita terkait keterlibatan Kerajaan Mataram Kuno dalam memperbaiki Candi Borobudur dengan Kerajaan Syailendra.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Candi Borobudur, menurut dia, pernah tenggelam akibat erupsi Merapi. Namun, saat ini kewenangan Candi berada di Pemerintah Pusat dan UNICEF.
Sehingga, Sultan sendiri belum dapat memastikan bentuk dukungan apa yang akan diberikannya. Kraton tetap memiliki kedekatan dengan candi itu, meski Mataram Kuno kemudian telah beralih menjadi Mataram Islam.
Ia hanya menyarankan agar umat Buddha berkonsultasi terlebih dahulu dengan UNICEF ketika ingin melakukan penyempurnaan.
Erupsi Merapi yang paling kuat pada zaman ini terjadi pada 2010 lalu. Erupsi Merapi, menurut Sultan, menjadi ancaman keberadaan candi.
“Namun ketika memang saya diperlukan, saya bisa diajak komunikasi, semisal untuk menjalin komunikasi dengan Pemerintah Pusat,” ujar Sultan yang mengaku besar hatinya ketika menerima tamu dari rohaniawan Buddha.