Nana mengaku saat ini telah melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak untuk menghadapi peningkaatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet itu.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
"Persiapan apa saja yang harus dilakukan sudah kami koordinasikan, terutama dengan pemerintah daerah, BPBD [Badan Penanggulangan Bencana Daerah] dan TNI-Polri," ujar Nana di kantornya, Kamis (19/10/2023).
Persiapan yang dimaksud, terang Nana, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dari peningkatan aktivitas vulkanologi atau status Gunung Slamet yang naik itu. Misalnya ketika terjadi kondisi darurat, pihaknya akan segera melakukan evakuasi ke masyarakat sekitar.
“Masyarakat kami minta tidak menyepelekan potensi bencana vulkanologi tersebut. Jika terjadi kondisi bahaya, maka segera kemasi barang penting dan meninggalkan lokasi sesuai arahan petugas," jelas Pj Gubernur Jateng itu.
Sementara itu, petugas Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Muhammad Rusdi, menggambarkan dalam pengamatan visual asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 50-200 meter di atas puncak kawah. Masyarakat di sekitaran Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal, Purbalingga pun diminta untuk tetap waspada.
“Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak berada atau beraktivitas dalam radius 1 kilometer [km] dari kawah puncak Gunung Slamet,” pinta Rusdi dalam laporan aktivitas gunung api.