Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul akan mendalami kasus kekerasan yang menimpa siswa SMK Muhammadiyah 2 Playen, Gunungkidul. Meski kasus itu berakhir damai, tetapi mereka berharap kasus itu menjadi pelajaran semua pihak.
Sekretaris Disdikpora Gunungkidul Bahron Rasyid mengakui telah menerima laporan kejadian itu dari Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 2 Playen, Sugiran. Dalam laporan tersebut, membenarkan seorang siswa terluka dalam penertiban rambut panjang.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
“Saya juga sudah membaca beritanya. Malahan, seusai kejadian [Senin] kepala sekolah langsung melaporkan hal itu,” kata Bahron di Bangsal Sewokoprojo, Selasa (20/10/2014).
Bahron mengaku tetap akan melakukan investigasi terkait kasus di SMK Playen. Hanya, pemanggilan belum dilaksanakan dalam waktu dekat. Menurut dia, pihaknya akan menunggu momen yang tepat. Dia menambahkan kasus telah selesai di tingkat sekolah. Meski begitu, Dinas akan tetap menelusuri akar permasalahan. Bahron berharap kasus di SMK Muhammadiyah 2 Playen bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak. Mantan Kepala Bidang Pendidikan Menengah itu meminta kedisiplinan di sekolah dijalankan dengan cara yang baik dan tidak menggunakan cara-cara kekerasan.
“Masalah potong rambut, masa sekolah harus turun tangan. Harusnya, para siswa juga sadar, toh kerapian juga untuk siswa sendiri,” tegas dia.
Terpisah, Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 2 Playen Sugiran mengaku sudah bertemu dengan keluarga untuk menyelesaikan kasus robeknya kening Bagas Bagus Wara. Menurut Sugiran, pihak keluarga sudah menerima permintaan maaf dan telah menyetujui penyelesaian masalah secara damai.
“Orangtua korba malah membuat surat pernyataan, yang intinya kasus ini sudah selesai dengan cara kekeluargaan,” ungkapnya.
Kasus bermula saat SMK Muhammadiyah 2 Playen melakukan penertiban terhadap siswa yang berambut gondrong, Senin (20/10/2014). Saat pemotongan rambut berlangsung, Bagus Bagas Wara keningnya robek karena tertusuk gunting milik seorang guru, Muhammad Yusuf.
“Mungkin saat memotong, Pak Yusuf masih emosi karena kesal dengan ulah teman saya. Akibatnya, saat memotong dia tidak berhati-hati, sehingga kening saya sobek,” ungkap Bagus, Senin (20/10/2014).