by Ujang Hasanudin Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Senin, 17 November 2014 - 14:40 WIB
Warga dari kalangan anak-anak sampai lanjut usia (lansia) mencari tempat perlindungan setelah sirine berbunyi tanda bahaya meraung-raung. Sebagian lainnya terperangkap dibalik reruntuhan bangunan. Relawan bencana tiba untuk mengevakuasi.
Hilir mudik kendaraan ambulans membawa korban luka berat menuju rumah sakit terdekat sementara korban luka ringan dirawat di tenda samping balai kelurahan Bausasran. Relawan bencana dari warga, TNI dan kepolisian berkumpul sejenak untuk pembagian tugas.
Petugas evakuasi korban ditekankan untuk mendahulukan anak-anak, ibu hamil dan lansia. Mereka bergerak menelusuri lorong kampung dan membawa korban satu persatu.
Petugas evakuasi korban ditekankan untuk mendahulukan anak-anak, ibu hamil dan lansia. Mereka bergerak menelusuri lorong kampung dan membawa korban satu persatu.
Petugas lainnya menyiapkan tenda darurat dan dapur umum. Personel evakuasi mengalami kekurangan sehingga warga yang selamat dari bencana ikut membantu.
Belum selesai evakuasi korban di wilayah Bausasran selatan yang menjadi pusat gempa, kebakaran muncul di Bausasran bagian timur, yang menghanguskan satu rumah.
Di saat warga sibuk mengatasi bencana, masih saja ada seseorang yang ingin memanfaatkan situasi dengan menjarah rumah yang ditinggalkan.
Namun, pelaku bertubuh tambun itu akhirnya dibekuk polisi. Serangkaian peristiwa tersebut merupakan bagian dari simulasi bencana yang dilakukan Kampung Tanggap Bencana (KTB). Hampir semua warga terlibat langsung dalam prosesi simulasi bencana ini.
Lurah Bausasran Kartiko Utomo mengatakan simulasi bencana gempa bumi dan kebakaran karena kedua jenis bencana tersebut yang berpotensi di Bausasran.
“Bausasran wilayah yang padat penduduk jadi potensi kebakaran tinggi,” ujarnya di sela-sela simulasi.
Camat Danurejan Busi Santosa mengungkapkan simulasi bencana dilakukan sebagai bentuk edukasi agar warga benar-benar siaga jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Dari simulasi yang dilakukan, setidaknya bisa diketahui apa yang harus dilakukan setiap warga saat terjadi bencana.
Ia juga menyatakan pentingnya koordinasi baik dari warga, intansi pemerintah, TNI dan polisi dalam menangani bencana.
“Dari skenario tadi [kemarin] warga tahu harus bagaimana dan kemana menyelamatkan diri ketika terjadi bencana,” ucap Budi.