Esposin, BANTUL -- Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul melakukan sero survei di kawasan berisiko tinggi. Dari survei tersebut, sebanyak 10 orang di Bantul dinyatakan positif HIV.
Mereka yang terjangkit HIV tersebar di kawasan Parangkusumo, Samas, dan Kasihan.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Bantul, Samsu Aryanto, mengatakan sero survei menyasar sejumlah lokasi berisiko tinggi penularan HIV seperti salon pijat, pasangan homoseksual, penjaja seks, hingga pengguna narkoba suntik.
Beberapa wilayah yang menjadi sasaran di antaranya kawasan pantai Parangkusumo, Samas, Kapanewon Banguntapan dan Kasihan.
"Hasilnya dari Samas lima orang, Kretek [Parangkusumo] empat orang dan seorang lainnya di Kasihan," ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (21/9/2023).
Adapun sero survei merupakan metode survei yang menggunakan tes darah guna memeriksa antibodi tubuh.
"Menggunakan rapid test kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan di puskesmas wilayah setempat. Di puskesmas dilakukan pemeriksaan pada R1, R2 dan R3 dengan hasil positif HIV 10 orang," katanya.
Sebanyak 10 orang tersebut, kata dia, berasal dari usia produktif dan didominasi perempuan. Di samping itu, mereka juga bukan warga Bantul, melainkan pendatang dari luar daerah yang bekerja di tempat berisiko tinggi penularan HIV.
Terhadap 10 orang yang terkonfirmasi positif HIV itu, pihaknya melakukan edukasi dan pengawasan agar rutin menjalani terapi dan pengobatan.
"Berdasarkan pantauan kami, kesepuluhnya rutin melakukan terapi dan pengobatan sesuai dengan arahan yang kami berikan," paparnya.
Selain itu, pihaknya juga mengedukasi 10 orang tersebut agar menjalani pola hidup sehat, makan makanan bergizi dan membatasi aktivitas seksual agar tidak menularkan HIV.
"Diedukasi untuk hidup bersih dan sehat," kata dia.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Bantul, sejak awal 2023 hingga bulan Juni, tercatat ada 91 warga yang terpapar HIV. Jumlah kasus per bulan cukup fluktuatif, yakni Januari 16 kasus, Februari 18 kasus, Maret 19 kasus, April 14 kasus, Mei 20 kasus dan Juni empat kasus.