regional
Langganan

SERBA-SERBI KERIS : Keris Bisa Lolos Alat Detektor Logam (Bagian 2) - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Tim Harjo Jibi Harian Jogjja  - Espos.id Jogja  -  Minggu, 10 Agustus 2014 - 20:40 WIB

ESPOS.ID - Eko menunjukkan sejumlah koleksi kerisnya, Sabtu (9/8/2014). (Arief Wahyu/JIBI/Harian Jogja)

Harianregional.com, JOGJA-Keris yang bernilai jual tinggi memiliki beberapa keistimewaan, seperti dapat berdiri tegak sendiri serta lolos dari alat detektor logam.

Eko Supriyono, pengurus Paguyuban Pemerhati Tosan Aji Mertikarta mengatakan mencintai dunia keris merupakan warisan turun-temurun dari leluhur Eko. Dari latar belakang itulah dia sejak kecil bergelut dengan dunia keris. Selalu bergelut dengan keris membuatnya paham benar tentang jenis-jenis keris. Eko pun tahu mana keris yang bernilai jual tinggi. Biasanya keris yang diklasifikasikan memiliki nilai jual tinggi itu adalah keris yang usianya sudah tua, lebih dari puluhan tahun sehingga bisa dikatakan benda pusaka.

Advertisement

"Jadi belum tentu keris yang bisa berdiri sendiri, terus tidak terdeteksi oleh alat detektor logam itu termasuk benda pusaka," tandasnya.

Dia menjelaskan, keris yang bisa berdiri sendiri itu terjadi karena faktor keseimbangan. Si empu keris sangat detail dan pandai dalam menghasilkan karyanya. Termasuk keris yang lolos dari detektor logam saat dibawa pemiliknya memasuki bandara.

"Itu karena empu membuat keris dari logam dengan kualitas nomor satu. Perlu diingat, membuat keris berbeda dengan benda-benda dari logam lainnya seperti sabit. Perlu proses panjang untuk menghasilkan keris bernilai jual tinggi, tapi belum tentu pusaka," jelasnya rinci.

Advertisement

Sementara, pencinta keris yang lain, Godod Suteja mengaku mengoleksi beberapa keris di kediamannya. Keris yang dikoleksi berasal dari perbagai daerah di Indonesia. Ada keris pendok dari Jogja dan Solo. Ada pula keris lurus dengan pamor yang beraneka ragam, seperti beras wutah (pamor yang tak disengaja muncul karena penempaan, berupa pusar yang menyambung), sekar pakis (berbentuk bunga pakis), dan keris dari luar Jawa seperti  rencong serta mandau.

Meski memiliki koleksi yang cukup banyak, mencari keris bisa sembarangan. Banyak hal yang harus diperhatikan seperti motivasi memiliki keris, apakah hendak digunakan untuk membantu meraih cita-cita, dijadikan piandel (pendorong psikologis) untuk memakmurkan daerah, atau dimanfaatkan supaya hasil panen lebih banyak.

"Tak boleh sembarangan punya niat cari keris untuk tujuan jahat,” ujarnya.

Advertisement

Lagipula, lanjutnya, sekarang para empu yang membuat keris sudah sangat langka di Jawa. Mungkin hanya beberapa yang masih tersisa seperti Empu Djiwo dan Empu Sungkowo.

“Kenapa sangat jarang, ya karena pembuatan keris sendiri susah sekali, harus melalui laku tertentu, seperti puasa tiga hari atau seminggu supaya hatinya bersih,” ujarnya.

Advertisement
Mediani Dyah Natalia - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif