Harian Jogja.com, GUNUNGKIDUL—Suhu air laut yang menghangat membuat ubur-ubur semakin jarang menepi. Semakin hari, korban sengatan ubur-ubur juga semakin berkurang.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Koordinator Tim Seacrh And Rescue (SAR) Pantai Baron, Marjono, mengaku sejak pekan lalu, ubur-ubur sudah jarang menepi. Pada Minggu (18/8/2013), hanya dua wisatawan yang terkena sengatan.
“Suhu air laut mulai menghangat sehingga ubur-ubur kembali ke tengah, kembali ke laut yang lebih dalam,” papar dia, Kamis (22/8/2013).
Marjono menambahkan, puncak sengatan ubur-ubur terjadi selama libur Lebaran yakni pada H+1 hingga H+6 setelah Lebaran. Ratusan wisatawan disengat binatang laut bertentakel warna biru itu.
Para korban mengalami rasa sakit yang hebat dan tak sedikit yang mengalami sesak nafas. Pantai Krakal dan Pulang Sawal menjadi penyumbang korban sengatan paling banyak.
Salah satu anggota SAR Pantai Kukup, Eko Suprihatin mengungkapkan hal serupa. Kemarin tidak ada wisatawan yang terkena sengatan. “Hari ini [kemarin] nihil. Air laut juga landai,” ungkap dia.
Meski begitu, wisatawan tetap diminta waspada ketika bermain di laut. Pasalnya, kemungkinan ubur-ubur untuk menepi masih ada.