by Arief Wahyudi Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Rabu, 29 Januari 2014 - 15:40 WIB
Harianregional.com, KULONPROGO - Kasus penyakit demam berdarah di Kulonprogo mulai menunjukkan titik mengkhawatirkan.
Sebanyak enam penderita sudah positif terinfeksi Demam Berdarah Dengue (DBD). Dari enam penderita, satu di antaranya meninggal dunia.
Korban meninggal dunia yakni seorang anak berusia enam tahun asal Dusun Klewonan, Desa Triharjo, Kecamatan Wates. Si anak meninggal pada 10 Januari lalu karena sakit yang terlanjur parah sehingga jiwanya tak tertolong.
Kepala Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kulonprogo, Slamet Riyanto mengungkapkan, masyarakat wajib waspada dengan DBD yang mulai merebak ini. Dia memprediksi, penyebaran DBD akan meningkat pada 2014 ini lantaran tingginya curah hujan.
"Ini hujan sering mengguyur sehingga memperbesar perkembangan nyamuk. Kami harap masyarakat waspada dengan membiasakan pemberantasan sarang nyamuk (PSM)," ujarnya, Selasa (28/1/2014).
Dari data yang masuk ke Dinkes, Slamet mengungkapkan, pada 2013 lalu ada 144 kasus DBD. Hanya saja, kendati kasus mencapai ratusan, tidak ada penderita yang sampai meninggal dunia.
Sementara pada 2014 ini, baru bulan pertama saja sudah ada enam penderita dan ada yang meninggal dunia.
Kendati begitu, lanjut Slamet, Dinkes belum menetapkan kondisi itu sebagai kejadian luar biasa (KLB).
"Karena kan belum ada indikasi penakit mewabah ke wilayah dalam cakupan satu kawasan. Jadi belum diklasifikasikan KLB. Nah jika disebut KLB dari sisi kematian, ini sudah mengarah ke situ, tapi kami tidak mengharapkan," tandasnya.
Dari enam warga yang terjangkit DBD itu berasal dari empat kecamatan.
Di wilayah Kecamatan Wates ada dua penderita, salah satunya meninggal dunia, kemudian Kokap, Girimulyo dan Pengasih masing-masing satu penderita.