Harianjogja.com, SLEMAN- Proses seleksi anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) tahun 2016 ini dilakukan secara terpadu antara jalur yang akan memasuki Akademi Kepolisian (Akpol), Bintara maupun Tamtama dengan selisih pendaftaran hanya satu hari.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Hal ini berdampak setiap peserta tidak bisa mendaftar di dua pilihan. Hingga Kamis (28/4/2016) jumlah pendaftar jalur Akpol melalui online sebanyak 302 orang dan terverifikasi 82 orang, jalur Bintara Polisi tugass umum pendaftar online 2.702 orang dan terverifikasi 1.254 orang, jalur Bintara Penyidik jumlah pendaftar 263 orang yang terverifikasi 23 pendaftar dan Tamtama sebanyak 712 orang dan terverifikasi 295 orang secara online.
Kepala Biro SDM Polda DIY Kombes Pol. Rinto Djatmono mengungkapkan dalam proses tersebut sudah ada tim pengawas yang berasal dari akademisi, media massa, masyarakat umum.
Ia berharap masyarakat ikut mengoreksi jalannya seleksi anggota Polri agar benar-benar bersih. Setiap informasi adanya potensi kecurangan akan langsung ditindaklanjuti.
Rinto mengaku selama proses seleksi 2016 ini belum ada laporan masuk terkait kecurangan. Selain itu belum ditemukan adanya pihak atau orang tertentu dari peserta yang meminta rekomendasi untuk diluluskan. Jika pun nanti ada, tegasnya, siapapun mereka tidak akan ditanggapi.
"Kalau mau titip bukan saat ini, ya sejak awal untuk kita bina, kita didik melalui berbagai pelatihan dan itu gratis, tidak dipungut biaya," ucapnya.
Pada tahun 2015, Polda DIY telah menangkap oknum anggota dan oknum PNS Polri yang terlibat sebagai calo seleksi anggota Polri. Pihaknya meminta kepada masyarakat maupun peserta sendiri jika melihat adanya potensi kecurangan atau adanya informasi calo dan sebagainya segera dilaporkan kepada polisi.
"Bisa langsung dilaporkan ke saya atau ke Pak Karo SDM [Kombes Pol. Rinto Djatmono]. Biar bisa langsung kita cari dan kita tangkap itu," tegasnya.