Harianjogja.com, JOGJA -Dinas Pariwisata Kota Jogja menglaim sehari tanpa pedagang kaki lima (PKL) di Malioboro pada Selasa Wage lalu mendapat respon positif dari masyarakat. Konsep tersebut akan dilanjutkan dengan kegiatan yang berbeda.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
"Kemarin temanya bersih-bersih Malioboro, ke depan nanti bisa aksi pengecatan bareng, ke depannya lagi aksi penanaman pohon pada Selasa Wage," kata Pelaksana Tugas Dinas Pariwisata Kota Jogja, Yunianto Dwi Sutono di Balai Kota Jogja, Rabu (27/9/2017).
Ia mengklaim banyak wisatawan yang ingin menikmati Malioboro dalam suasana lengang. Ke depan pihaknya juga mempertimbangkan untuk menerapkan Malioboro tanpa kendaraan bermotor, namun upaya itu masih butuh persiapan matang.
Ketua Asosiasi Jasa Perjalanan Wisata atau Asita, Udhi Sudiyanto juga menilai konsep Selasa Wage di Malioboro sangat mendukung kenyamanan wisatawan. Udhi mengapresiasi para PKL yang merelakan libur sehari demi kenyamanan wisatawan yang berlibur di Malioboro, karena Malioboro sampai saat ini masih menjadi magnet wisatawan.
"Saya melihat wisatawan enggak ada yang mengeluh, justeru mereka merasa lebih enak, santai dengan suasana malioboro lengang," ujar Udhi.
Ia pun mendorong Malioboro tanpa PKL setiap Selasa Wage dilanjutkan. Terkait bebas kendaraan, Udhi menilai perlu banyak persiapan sebelum diberlakukan, di antaranya mempersiapkan lahan parkir yang cukup serta kendaraan shuttel ke Malioboro.
Sementara itu Selasa Wage lalu di Malioboro diisi dengan kerja bakti bersih bersih Malioboro mulai dari Tugu Pal Putih hingga Jalan Margo Mulyo. Kerja bakti ini melibatkan sejumlah PNS Pemerintah Kota Jogja, Pemda DIY, para PKL, dan pelaku usaha di sepanjang jalan tersebut. Selasa Wage dipilih sebagai hari libur PKL karena bertepatan dengan Sultan HB X naik tahta.