Harianjogja.com, JOGJA - Disdikpora DIY menilai perkembangan teknologi memiliki banyak manfaat positif dan negatif di kalangan pelajar. Minat berinternet yang tinggi bagi pelajar di DIY perlu direspon oleh sekolah dengan memiliki banyak program kegiatan atau kurikulum pembelajaran yang membuat siswa memanfaatkan internet untuk kegiatan tersebut.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Kepala Bidang Perencanaan dan Standarisasi Pendidikan Disdikpora DIY Suroyo menyatakan, tingginya pelajar yang menggunakan internet merupakan hal yang wajar. Mengingat perkembangan teknologi informasi berlangsung cepat, selain itu banyak sekolah yang telah menyediakan perangkat berinternet yang lengkap.
"Banyak manfaat yang kita peroleh dengan adanya internet ini, tetapi ada dampak yang ditimbulkan juga ketika tidak memanfaatkan dengan baik," ungkapnya, Selasa (24/10/2017) petang.
Oleh karena itu, perlu ada arahan melalui berbagai program agar pelajar tersebut dapat memanfaatkan internet untuk kegiatan positif, baik saat di rumah maupun di sekolah.
Sekolah, kata dia, perlu menekankan penggunaan internet dalam setiap kegiatan atau pembelajaran. Contohnya, seperti memberikan tugas kepada siswa yang mewajibkan mereka harus mengakses internet.
Ia memandang positif, banyaknya program berkaitan dengan internet atau siswa harus mencari referensi di internet akan sedikit mengalihkan pelajar untuk memanfaatkan internet untuk hal-hal negatif. Program itu perlu dilakukan karena kecil kemungkinan untuk membendung kebiasaan berinternet tersebut.
"Jadi harus ada program yang bisa mengarahkan pelajar untuk menggunakan internet itu berkegiatan positif. Kalau di sekolah sudah banyak yang memiliki program," ujar dia.
Keberadaan program buku elektronik, lanjut Suroyo, termasuk salah satu program yang membuat siswa dan guru harus membuka internet. Penggunaan buku elektronik tersebut sudah banyak dilaksanakan sekolah di DIY terutama SMA/SMK.
Meski demikian, orangtua diharapkan juga memiliki program pengawasan terhadap anak terhadap penggunaan internet. Sehingga ada sinergi antara sekolah dan orangtua.
"Orangtua perlu memberikan pengawasan, agar anak bisa memanfaatkan internet sebagaimana mestinya, seperti mendampingi atau sekedar menanyakan tentang apa yang diakses," imbuh dia.
Sebelumnya, Kepala Disdikpora DIY Kadarmanta Baskara Aji menyatakan, untuk menerapkan kurikulum 2013, guru dan siswa tidak bisa lepas dari internet. Karena referensinya sulit didapatkan melalui buku versi cetak, melainkan lebih banyak buku elektronik.
Kenyataan itu menjadi dorongan tersendiri bagi guru dan siswa untuk memakai internet membuka buku elektronik dalam mendukung proses pembelajaran.
"Sehingga tidak perlu membawa buku banyak kemana-mana, ada yang digital itu lebih mudah. Bisa di HP, laptop tinggal membiasakan saja. Dengan e-book guru dan siswa tidak perlu membawa buku di ransel kemana-mana, tetapi cukup dengan gadget," tegasnya.