Esposin, GROBOGAN - Sebanyak 350 ibu rumah tangga di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah (Jateng), dinyatakan terinfeksi HIV/AIDS. Ratusan ibu rumah tangga itu bahkan sudah terinfeksi HIV/AIDS sejak 2002 hingga saat ini.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Grobogan, seperti dikutip dari Murianews, Senin (12/12/2022), menyebutkan sejak 2002 hingga Oktober 2022 tercatat ada 1.629 kasus HIV/AIDS yang ditemukan di Grobogan. Mirisnya, dari jumlah tersebut, 350 orang di antaranya merupakan ibu rumah tangga.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Bahkan, kelompok ibu rumah tangga menempati urutan terbanyak kedua dalam kelompok penderita HIV/AIDS di Grobogan. Sedangkan kelompok pekerja swasta atau wiraswasta berada di urutan pertama dengan jumlah mencapai 600 kasus.
Sementara, kelompok terbanyak ketiga ditempati kalangan pekerja seks komersial (PSK) dengan 133 kasus, disusul pekerja swasta dengan 109 kasus, anak-anak 94 kasus, buruh 90 kasus, petani 34 kasus, sopir 23 kasus, dan PNS mencapai 21 kasus.
Terakhir yakni kelompok TKI (tenaga kerja Indonesia, yang kini disebut pekerja migran Indonesia (PMI)) sebanyak 5 kasus. Sementara, dilihat dari kelompok umur, penyumbang terbanyak yakni usia 31-40 tahun dengan 516 kasus. Kemudian diikuti usia 21-30 tahun dengan 373 kasus, usia 41-50 tahun 337 kasus. Sisanya yakni usia di atas 51 tahun sebanyak 206 kasus, 0-10 tahun 98 kasus, 11-20 tahun dengan 52 kasus, dan tidak diketahui ada 51 kasus.
Baca juga: Relawan Peduli AIDS Meminta Akses Pengobatan untuk ODHIV Dipermudah di Solo
Sub Koordinator Penanggulangan Penyakit Menular (P2M) Dinkes Grobogan, Gunawan Cahyo, mengatakan berbagai upaya penanggulangan HIV dilakukan dengan beberapa cara. Antara lain yakni pencegahan, pengamatan, penanganan, dan promosi kesehatan.
“Pencegahan dilakukan dengan edukasi dan konseling, kemudian pengamatan epidemiologi HIV, AIDS, dan IMS [inveksi menular seksual],” ujar Gunawan, Senin (12/12/2022).
Adapun penanganan kasus dilakukan dengan pengobatan pasien sesuai standar dan mendekatkan akses layanan pengobatan. Terakhir, promosi kesehatan dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang HIV, AIDS, IMS.