Harianjogja.com, KULONPROGO-Sarana dan prasarana di pasar percontohan nasional Sentolo dinilai minim. Hal ini tampak dari tidak adanya CCTV, tempat pembuangan sampah sementara, dan musala.
Kasubdit Pengembangan Sarana Distribusi Kementrian Perdagangan RI, Nina Mora, mengungkapkan, secara fisik bangunan pasar sudah layak huni, tetapi kelengkapkan sarana dan prasarana masih banyak yang belum terpenuhi.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
"Selain belum ada CCTV, penampungan sampah, serta mushola, penataan los juga belum ada pemisahan antara los basah dan kering," urainya saat melakukan peninjauan di Pasar Percontohan Nasional Sentolo Kulonprogo, Senin (18/11/2013).
Pasar percontohan Sentolo merupakan salah satu dari 23 pasar percontohan nasional.
Dijelaskannya, semua sarana prasarana penting ini harus diselesaikan pada pembangunan tahap pertama. Sebab, tahap ini akan menentukan keberlangsungan dukungan dana dari pemerintah pusat untuk pembangungan pasar percontohan Sentolo tahap kedua.
Ia menambahkan, setelah pasar ini beroperasi akan ada pendampingan kepada para pedagang selama tiga tahun tahun, yang meliputi manajemen, keuangan, pelayanan, dan sebagainya.
Plt Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan ESDM Kulonprogo, Niken Probo Laras, mengatakan, akan menindaklanjuti penilaian dan berusaha memaksimalkan keberadaan pasar Sentolo yang baru.
"Nanti kami akan berokoordinasi untuk memenuhi standar," ujarnya. Terpisah, Sutiman, 50, pedagang di pasar Sentolo lama mengaku tidak keberatan jika harus direlokasi ke pasar yang baru. "Saya ikut pemerintah saja, baiknya seperti apa," ujarnya.