Sanggar Didik Nini Thowok akan dibangun di Pendowoharjo.
Harianjogja.com, KULONPROGO -- Sanggar milik Didik Nini Thowok yang akan dibangun di Pendowoharjo, Girimulyo akan dilengkapi dengan pasar kecil. Pasar tersebut akan menjual hasil pertanian organik dari masyarakat setempat.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Baca Juga : Galeri Didik Nini Thowok Siap Dipergunakan November 2016
Konsep tersebut disadur dari perkampungan wisata Samphran, Thailand. Wisatawan yang datang juga bisa belajar menanam tanaman organis dengan pendampingan masyarakat. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPMPT) Kulonprogo, Agung Kurniawan mengatakan sanggar kesenian dan kebudayaan tersebut juga akan didukung dengan keberadaaan museum dan perkampungan tari.
“Harapannya bisa menambah eksotisme budaya dan magnet wisata di pegunungan Menoreh,”terangnya pada Rabu (7/3/2017). Sejumlah turis asing yang tertarik pada tari Indonesia juga bisa berkegiatan di perkampungan tari tersebut. Selain tarian, pengunjung bisa belajar gamelan, nembang, ketoprak dan sejumlah kesenian lainnya. Agung mengatakan jika museum akan berfokus pada seni tari dan karya Didi Nini Thowok yang notabene merupakan maestro tari di Indonesia.
Menurutnya, pembangunan sanggar seni seluas 3,5 hektar ini akan menjadi penyeimbang dinamika pembangunan di Kulonprogo di sektor industri. Sejumlah mega proyek seperti Bandara Temon, Bedah Menoreh, dan Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur dikatakan merupakan pembangunan bersifat fisik. Sementara pembangunan sanggar tersebut bisa memberikan dampak bagi pariwisata dan kebudayaan lokal.
Adapun, kerjasama Pemkab Kulonprogo dengan seniman Jogja tersebut bertajuk Kampung Nusantara. Acara peletakaan batu pertamanya sendiri telah dilaksanakan pada Juli tahun 2016 lalu. Pemkab Kulon Progo sedianya juga akan memfasilitasi kamar tidur serta kamar mandi berkelas internasional yang diperuntukkan bagi wisatawan yang datang ke perkampungan itu.
Terpisah, seniman Didik Nini Thowok mengatakan sanggar tersebut dimaksudkan untuk membangun kebudayaan dan karakter manusia yang berkepribadian kuat.
“Harus dibangun budaya lokal berbasis lokal tapi berwawasan global,”ujar pria bernama asli Didik Hadiprayitno ini. Pengembangan yang baik juga diharapkan mampu menghasilkan perekonomian yang mandiri bagi warga setempat.