Harianjogja.com, JOGJA - Tim pendataan bangunan cagar budaya memperoleh catatan sejarah yang dapat menguatkan keberadaan Presiden Soekarno selama beberapa waktu di sebuah rumah yang kini beralamat di Jalan Patangpuluhan Nomor 22 Jogja.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
"Catatan sejarah tersebut didasarkan pada buku biografi Fatmawati : Catatan Kecil Bersama Bung Karno Bagian I terbitan Sinar Harapan," kata Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan Pemanfaatan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jogja Wahyu Astuti, Kamis (25/7/2013).
Menurut dia, dalam buku tersebut disebutkan bahwa saat agresi militer Belanda pertama yang terjadi pada 1947, terdengar suara pesawat yang melintas di atas Gedung Agung Jogja sekitar pukul 06.00 WIB. Saat itu, Presiden Soekarno dan keluarga sedang berada di Gedung Agung.
Karena kondisi tersebut dan kekhawatiran akan dijatuhkannya bom di Gedung Agung, maka Presiden Soekarno pun segera dibawa ke rumah seorang rekan insinyur.
"Dalam buku tersebut memang tidak disebutkan tempat tepatnya. Namun, berdasarkan analogi, tempat yang dimaksud untuk persembunyian adalah di Patangpuluhan yaitu rumah milik Insinyur Purbodiningrat," katanya.
Dalam buku tersebut, lanjut dia, juga disebutkan terdengar suara pesawat menderu-deru di atas rumah di Patangpuluhan. Soekarno berada di rumah tersebut selama beberapa hari.
"Kami juga mendapat masukan dari masyarakat, bahwa sekitar 1947, lingkungan di sekitar rumah Patangpuluhan masih cukup sepi dan jalannya hanya dari kerikil sehingga tepat untuk dijadikan sebagai persembunyian," katanya.