by Eva Syahrani & Jumali Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Rabu, 24 Juli 2013 - 10:56 WIB
ESPOS.ID - Ilustrasi penggeledahan (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)
Harian Jogja.com, JOGJA—Kejaksaan Tinggi (Kejati) DIY masih menunggu situasi RSUD Jogja kondusif untuk mengembangkan pengusutan dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan pada pejabat-pejabat rumah sakit berpelat merah tersebut.
Kepala Seksi Penuntutan Kejati DIY Abeto Harahap mengungkapkan pengunduran diri Direktur RSUD Sri Aminah membuat situasi RS itu tidak kondusif.
Ia tidak ingin masuknya tim Kejaksaan mengganggu pelayanan publik di RS itu. Untuk itu, pemeriksaan pejabat rumah sakit yang pernah ditargetkan dilakukan pekan-pekan lalu ,sampai saat ini belum dilakukan.
"Setelah pergantian itu banyak yang takut menggantikan. Takut diperiksa Kejati. Kalau kami langsung masuk nanti kalau pada tidak ada yang mau menjabat, pelayanan terganggu, bagaimana? Kami tunggu dulu," ucap dia ditemui di ruang kerjanya, Selasa (22/7/2013).
Meski begitu Abeto menyatakan tidak diam di tempat. Ia menolak jika momen pergantian pejabat RSUD dijadikan alasan Kejati memperlama penyidikan. Sambil menunggu situasi RS Jogja kondusif, Abeto mengaku Kejati memperkuat bukti dari luar untuk bekal pemeriksaan di RSUD.
Saat ini Kejati sedang meminta keterangan ahli dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP).
"Kami menduga pengadaan itu melanggar Peraturan Presiden 54/2010. Barang-barang impor kan harus dilengkapi dokumen atau izin. Tapi yang ada di RSUD itu dokumennya diragukan. Kami minta pendapat ahli untuk lebih menguatkan. Supaya saat masuk RSUD bekal sudah kuat, jadi pemeriksaan efektif," papar dia.