Retribusi wisata Gunungkidul digenjot, termasuk dengan memperhatikan aspek peningkatan retribusi.
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul harus bekerja keras mengumpulkan pendapatan senilai Rp4 miliar dalam satu bulan, untuk memenuhi target retribusi wisata sebesar Rp23,15 miliar tahun ini.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gunungkidul Saryanto mengakui, berat untuk mengumpulkan pendapatan senilai Rp4 miliar dalam waktu sebulan.
“Jelas berat, kalau memenuhi target. Tapi kami selalu optimistis bisa tercapai,” ujar dia. Menurutnya, pencapaian target retribusi wisata tahun ini terganjal sejumlah persoalan.
(Baca Juga : KEBOCORAN RETRIBUSI : Tak Tahu Tiket Bekas Digunakan, Disbudpar Segera Lakukan Penyelidikan)
Antara lain, berlimpahnya pengunjung atau wisatawan yang menuju pantai selatan menggunakan pintu masuk Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) di sebelah timur bukan melalui pintu utama di sebelah barat. Padahal harga karcis masuk objek wisata di pintu timur lebih murah yaitu hanya Rp5.000 per orang. Sedangkan harga karcis masuk di pintu TPR utama dibanderol Rp10.000 per wisatawan.
Menurut dia, para biro perjalanan yang memandu wisatawan memilih jalur timur karena di pintu TPR utama tengah dilakukan pembangunan infrastruktur. “Travel agent [biro perjalanan] itu lebih suka masuk lewat pintu timur, karena murah. Selain itu mereka kadang juga tidak mau terjadi macet di sebelah barat,” imbuh dia.
Para wisatawan kata dia juga mulai menyukai destinasi pantai di sebelah timur seperti Pantai Siung, Wediombo, Gunung Batur dan Watu Lumbung. Ia berharap, pembangunan gerbang TPR di pintu utama segera selesai, agar jalur barat tersebut kembali ramai.
“Kalau dilihat di data kunjungan, wisatawan yang memasuki pintu timur mengalami peningkatan, itu sebabnya target pendapatan sulit tercapai,” lanjutnya.
Anggota Komisi B DPRD Gunungkidul yang membidangi ekonomi dan pembangunan Soenardi mengatakan, pemerintah hendaknya juga menyelesaikan masalah kebocoran retribusi yang turut andil pada rendahnya pencapaian pendapatan daerah.
“Kalau retribusi masuk ke pantai selatan ini tidak bocor, pendapatan yang diterima daerah tentu jauh lebih besar dari pada pendapatan sekarang ini,” kata Soenardi.