Dian menggoreskan kuas yang baru saja dia celupkan di kaleng cat. Bersama tiga temannya, remaja 16 tahun tersebut mengecat tembok yang coreng-moreng oleh tulisan.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Bukan dia yang membuat tulisan tak beraturan di tembok tersebut. Dia pun tidak tahu siapa yang tega mengotori pagar sebuah Taman Kanak-kanak (TK) di sekitar Kompleks Pemerintahan Kabupaten Sleman dengan cat pilok. Namun, siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sleman tersebut mengaku tidak keberatan membersihkannya.
“Walau bukan aku yang menulis, tetapi ini tanggung jawab bersama. Tidak masalah harus mengecat begini karena aku juga enggak nyaman dengan coretan-coretan seperti ini,” ujar pemilik nama lengkap Dian Mega Ayu Pratiwi itu.
Tidak jauh dari Dian, Muhammad Hismi, sedang mengecat tembok gudang Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sleman bersama temannya. Tembok itu juga penuh coretan.
“Seadanya saja. Pakai [cat] warna kuning dulu buat dasarnya. Nanti baru ditumpuk yang warna putih,” kata remaja 15 tahun yang akrab disapa Hismi.
Bagi Hismi, penghapusan coretan liar yang dilakukan siswa dari 17 sekolah di Sleman itu bisa jadi hiburan. Sebab, dia punya alasan untuk tidak ikut pelajaran Matematika yang dijadwalkan pada Senin pagi itu.
Mendengar pengakuan Hismi, teman-temannya pun langsung tertawa. “Nggak apa-apa walaupun bukan saya yang mencoret. Malah lumayan, bisa bolos legal,” kata siswa kelas X SMA Negeri 1 Sleman itu lalu terkekeh.
Merasa sudah cukup, Hismi beranjak ke tempat lain. Namun, tidak lama kemudian, rombongan Dian pun datang. Mereka lalu menumpuk hasil pengecatan Hismi dan kawan-kawan menggunakan cat warna putih.
Dian mengatakan, setelah menghapus tulisan-tulisan di tembok, dia berencana menyosialisasikan pada teman-teman sebayanya agar tidak mencoret-coret di sembarang tempat.
Apalagi kalau yang jadi sasaran adalah tembok rumah warga. “Setidaknya usaha dulu, saya kasih nasihat. Kalau tetap ngeyel, ya udah,” ungkapnya.
Kemarin pagi, 12 tim disebar ke delapan titik untuk menhhapus coretan liar di sekitar Sleman. “Sebagian coretan dilakukan pelajar, sehingga yang digerakkan untuk membersihkan juga dari kalangan pelajar,” kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Sleman, Arif Haryono.
Arif berharap, kegiatan tersebut akan memotivasi pelajar agar tidak mencoret-coret fasilitas umum. Mereka akan berpikir dua kali karena tahu betapa susah dan lelahnya menghapus coretan itu.
“Harapannya mereka akan berpikir, ternyata kalau mencoret-coret itu yang membersihkan adalah temannya sendiri. Itu jadi beban moral sehingga menumbuhkan sikap tenggang rasa,” kata Arif menerangkan.