Esposin, SEMARANG -- Beberapa hari terakhir, media massa Tanah Air ramai memberitakan aksi unjuk rasa atau demo yang dilakukan mahasiswa di sejumlah daerah, termasuk di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Para mahasiswa ini turun ke jalan menyuarakan aspirasinya, seperti menolak wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi tiga periode.
Dari sederet mahasiswa yang ada, beberapa di antaranya memilih untuk tidak ikut demo. Mahasiswa yang tidak ikut demo ini kerap disebut mahasiswa kupu-kupu, yang merupakan akronim dari kuliah pulang-kuliah pulang.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Kepada Esposin, sejumlah mahasiswa kupu-kupu yang ada di Kota Semarang ini menyampaikan alasannya tidak ikut serta dalam aksi unjuk rasa, baik yang digelar pada 11 April atau Rabu (13/4/2022). Salah satunya adalah Elvira U.K. Mahasiswi sebuah kampus perguruan tinggi swasta (PTS) yang cukup ternama di Kota Semarang ini mengungkapkan alasannya tidak ikut demo.
Baca juga: BEM Kampus di Semarang Ini Tak Mau Ikutan Demo, Ini Alasannya
Selain tidak aktif dalam organisasi kampus, Elvira mengaku kurang tertarik dengan aksi unjuk rasa atau demo, dan memilih fokus pada kuliahnya.
"Tidak ikut organisasi, saya kurang tertarik dan enggak pernah ikut demo. Terlebih besok ada kuliah yang harus saya utamakan," ujar Elvira kepada Esposin, Rabu.
Berharap Lancar
Kendati demikian, ia berharap unjuk rasa yang digelar rekan-rekan mahasiswanya itu berjalan lancar dan tidak terjadi hal-hal yang bersifat anarkistis. Selain itu, bagi mahasiswa yang menganut agama Islam untuk tidak meninggalkan kewajibannya berpuasa."Meskipun demo nanti berlangsung di tengah teriknya matahari, jangan sampai meninggalkan puasa ya. Tetap menjaga perdamaian dan tidak anarkis," imbunya.
Baca juga: Ricuh! Demo Mahasiswa di Semarang Tolak Jokowi 3 Periode
Senada disampaikan AR. Ia mengaku selama ini tidak aktif dalam organisasi manapun dan cenderung fokus untuk kuliah.
"Alasan kenapa tidak ikut demo, yang pertama karena ini puasa. Saya paham atas kemampuan saya dan lebih mengutamakan puasa. Secara pribadi, kurang paham dengan demo dan persoalan politik. Selain itu, tugas perkuliahan juga banyak, deadline-nya besok semua,"ungkapnya.
Meski demikian, ia menilai demo 11 April dan yang digelar hari ini sangat menarik. Hal itu dikarenakan demo itu menyuarakan keresahan masyarakat akibat wacana politik Tanah Air yang berpotensi melanggar konstitusi. Selain itu, demo juga memuat tuntutan soal kenaikan harga sejumlah bahan pokok yang sangat penting bagi hidup masyarakat, khususnya menengah ke bawah.
"Cukup tertarik dengan demo didengar atau tidak. Itu adalah upaya kita untuk memenuhi hak kita. Jika memang ada kesempatan lain dan dengan keadaan yang lebih baik, saya mungkin akan ikut demo. Walaupun layaknya sebutir debu di atas tumpukan emas," katanya.
Baca juga: Ini Alasan Polrestabes Semarang Bubarkan Demo Otsus Papua
Sementara itu, demo pada 13 April di Kota Semarang diikuti ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kota Semarang. Demo dipusatkan di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah (Jateng).
Pantauan Esposin, demo itu berlangsung sejak pukul 15.00 WIB. Peserta aksi datang sambil membawa bendera organisasi, poster, dan spanduk tuntutan yang dibentangkan di depan pagar berduri yang ada di gerbang masuk Kantor Gubernur Jateng.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar, menyebut ada sekitar 600 orang yang ikut dalam demo itu. Pihaknya pun menerjunkan sekitar 935 personel kepolisian guna mengamankan demo itu.