by Chelin Indra Sushmita - Espos.id Jateng - Selasa, 15 Februari 2022 - 15:03 WIB
Esposin, PURWOREJO — Sejumlah warga Desa Wadas konsisten menolak rencana pengerukan batu andesit di wilayah setempat. Mereka juga menuntut Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mencabut izin penetapan lokasi (IPL) desa setempat sebagai lahan penambangan batuan alam untuk mendukung proyek Bendungan Bener di Purworejo.
Sejumlah referensi menyebutkan Desa Wadas memiliki potensi batu andesit yang banyak dengan volume sekitar 40 juta kubik. Lokasinya juga cukup dekat dengan proyek bendungan, sekitar 10-12 km.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) dalam siaran pers yang dikutip Esposin, Selasa (15/2/2022), mencatat dari volume tersebut, nantinya quarry atau sistem penambangan terbuka di Desa Wadas menargetkan 15,53 juta meter kubik material batu andesit untuk proyek Bendungan Bener. Warga Desa Wadas pun menolak rencana ini karena mereka yakin keberadaan tambang nantinya akan merusak lingkungan dan masa depan mereka.
Baca juga: Pengerukan Batu Andesit di Desa Wadas Ditolak Warga, Kok Masih Ngotot?
Tambang batu andesit dengan sistem quarry di Desa Wadas itu rencananya berjalan selama 30 bulan. Adapun sistem penambangan ini akan mengeruk tanpa sisa material yang berada di sana. Prosesnya dilakukan dengan cara dibor, dikeruk, dan diledakkan menggunakan 5.300 ton dinamit atau 5.280.210 kg, hingga kedalaman 40 meter.
Rencana itulah yang kemudian ditolak oleh warga Desa Wadas. Mereka tidak mau tanah surga yang memberikan sumber kehidupan selama bertahun-tahun dirusak begitu saja oleh proyek quarry andesit.
Akan tetapi, meski sudah ditolak oleh warga bahkan memicu kericuhan, mengapa proyek tambang itu tidak dicabut? Apa alasan lahan di Desa Wadas dikeruk untuk diambil batu andesitnya?
Baca juga: Konflik Desa Wadas: Tanah Ditambang, Kiamat Datang?
“Kebutuhan kami untuk batuan andesit ini sekitar 8,5 juta meter kubik. Kebetulan hasil studi kami Desa Wadas memiliki tampungan batu andesit yang banyak, sekitar 40 juta meter kubik dan lokasinya yang terdekat dengan Bendungan Bener. Sebenarnya ada alternatif lain, selisih sekitar 5 km dan tampungannya tidak banyak. Maka berdasarkan alternatif studi itu kami kembali memutuskan memanfaatkan Desa Wadas untuk mengambil batu andesit,” jelasnya.
Dalam pelaksanaan penambangan nanti, pengelola proyek akan membangun jalan khusus untuk memudahkan distribusi batu andesit dari Desa Wadas ke bendungan. Jadi, nantinya akan ada jalur tersendiri yang menghubungkan tapak bangunan dengan Desa Wadas yang akan ditambang selama dua hingga tiga tahun ke depan.