Esposin, SEMARANG — Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Semarang mencatat 127 bencana terjadi di ibu kota Jawa Tengah ini selama puncak musim penghujan 2021. Catatan BPBD Kota Semarang itu dihimpun dalam kurun dua bulan terakhir, yakni Januari-Februari 2021.
“Catatan kami ada 127 kejadian bencana. Kejadian itu meliputi bencana banjir, tanah longsor, rumah roboh, kebakaran, pohon tumbang, hingga angin kencang atau puting beliung,” terang Sekretaris BPBD Kota Semarang, Winarsono, kepada wartawan di Semarang, Sabtu (6/3/2021).
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Baca Juga: Landainya Kasus Covid-19 Bikin Tesla Makin Yakin Bikin Pabrik di India
Winarsono menambahkan untuk kejadian bencana paling banyak pada puncak musim penghujan adalah tanah longsor. Total ada sekitar 45 kejadian bencana tanah longsor yang terjadi pada bulan Januari dan 33 kejadian di bulan Februari.
Winarsono mengatakan di Kota Semarang memang ada beberapa lokasi yang dikategorikan daerah rawan longsor. Lokasi antara lain di wilayah Manyaran, Sukorejo, Gajahmungkur, Trangkil, dan Candisari.
Rawan Longsor Bertambah
Meski demikian, lokasi rawan longsor itu bisa bertambah menyusul curah hujan yang masih tinggi dan kondisi atau struktur tanah di Kota Semarang yang sebagian merupakan perbukitan atau dataran tinggi. “Ini pemetaan wilayah atau titik rawan longsor terus kami lakukan,” imbuhnya.Selain longsor, bencana banjir juga kerap terjadi di Kota Semarang selama puncak musim penghujan. Bahkan BPBD Kota Semarang mencatat sudah ada 31 kali kejadian banjir yang melanda Kota Semarang dalam dua bulan terakhir.
Baca Juga: Peluang Bisnis Bakso Waralaba
“Banjir dan tanah longsor memang paling kerap terjadi. Sedangkan untuk bencana ketiga terbanyak di Kota Semarang adalah angin puting beliung. Sementara lainnya adalah rumah roboh, pohon tumbang, dan kebakaran,” terangnya.
Winarsono pun meminta masyarakat untuk tidak panik mengetahui banyaknya kejadian bencana di Kota Semarang. Ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan melakukan mitigasi saat cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana alam.
KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos